Penyakit kuku dan mulut pada hewan pemamah biak atau ruminansa tengah menjangkiti beberapa daerah, tentunya harus diwaspadai oleh peternak karena selain penularannya cepat juga bisa menyebabkan kematian
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi mengimbau kepada peternak kambing, domba, sapi, kerbau dan lainnya yang berada di Kota Sukabumi, Jawa Barat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit kuku dan mulut.

"Penyakit kuku dan mulut pada hewan pemamah biak atau ruminansa tengah menjangkiti beberapa daerah, tentunya harus diwaspadai oleh peternak karena selain penularannya cepat juga bisa menyebabkan kematian," kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan di Sukabumi, Jumat.

Menurut Andri, untuk mencegah penyebaran penyakit itu yang harus dilakukan dan diperhatikan oleh peternak adalah membersihkan kandang hewan ternak secara rutin dan melakukan penyemprotan desinfektan ke penjuru kandang serta melapor kepada pihaknya jika ada hewan ternak yang sakit dengan gejala mirip penyakit kuku dan mulut.

Adapun gejala bilamana hewan pemamah biak ini terserang penyakit tersebut yakni hewan menderita demam tinggi, muncul air liur berlebihan, timbul luka di rongga mulut, lidah maupun kuku dan kehilangan nafsu makan.

Bahkan jika kondisinya sudah parah hewan kesulitan berdiri dan bernapas cepat yang bisa berujung kepada kematian.

Selain itu, pengusaha hewan ternak pun diimbau untuk selektif dalam membeli hewan ternak khususnya dari daerah-darah yang sedang terjangkiti penyakit kuku dan mulut ini baik untuk dipelihara maupun dijual lagi.

Menurut dia, pengawasan pun terus ditingkatkan karena sudah mendekati hari raya Idul Adha 1443 H yang dipastikan kebutuhan akan hewan ternak untuk kurban akan meningkat dan dikhawatirkan terjadi penyebaran penyakit ini.

"Dalam pencegahan penyakit kuku dan mulut ini kami pun sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan memperketat masuknya hewan ternak dari luar Kota Sukabumi khususnya daerah yang sedang terjangkit," tambahnya.

Andri mengatakan meskipun saat di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi belum ada temuan maupun laporan adanya hewan ternak terjangkit penyakit yang disebabkan oleh virus tipe A dari famili Picornaviridae dengan genus Apthovirus, tetapi harus diwaspadai karena sifatnya akut.

Baca juga: Wakil Ketua Komisi IV DPR usul beli ternak terkena PMK dan musnahkan

Baca juga: Akademisi: Biosekuriti ketat cegah meluasnya penyakit mulut dan kuku

Baca juga: Kementan: ternak untuk Idul Adha tahun ini tetap aman

 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022