Semarang (ANTARA News) - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayjen TNI Agus Sutomo mengatakan oknum anggota Paspampres yang disebut oleh saksi mengetahui kejadian penusukan di RedTop Kemang tidak mengetahui secara langsung peristiwa tersebut.

Agus Sutomo pada wartawan di sela-sela kunjungan Presiden di Semarang, Sabtu pagi mengatakan oknum Kopda Snr berada di lokasi tersebut atas ajakan saksi Robby dalam kapasitas pertemanan.

"Anggota saya Kopda Snr, teman baiknya Robby kenalan 3 tahun lalu, kemudian dua bulan yang lalu dari kejadian Robby kenalkan Snr ke Febri makan di Hanamasa Pondok Indah, di kesempatan lain ketemu lagi dan saat kejadian itu ketemu yang ketiga kali," kata Agus.

Ia memaparkan,"Jumat 4 November, Snr ditelepon Robby dan minta ditemani ada acara. Malamnya Snr dijembut Robby. Kemudian di tempat kejadian, sampai sana 11 malam. (keterangan-red) ini saya dapat dari Kapolres Jakarta Selatan dan Asisten Intelejen saya tanyakan itu ke Snr."

Agus mengatakan selama di tempat itu, Kopda Snr memang sempat ke lantai dua, tempat kejadian perkara, namun sebelum peristiwa penusukan itu terjadi yang bersangkutan turun untuk makan dan menunggu di bawah.

"Ia menunggu di bawah, kemudian setelah lama, lewat tengah malam setelah kejadian handphone Snr bunyi, yang telepon Robby, dan bilang coba mas Snr ke atas ada kejadian. diatas ada hirup pikuk, di situ ada Febri dan Robby, Febri serahkan pisau lipat dan kunci mobil, Febri minta tolong pisau lipat dibungkus pakai tissue, Snr ke bawah sampai mobil, sudah 10 menit tidak turun baru Robby turun mendatangi Snr ke mobil, kemudian menyusul Febri dan istrinya naik mobil lain," papar Danpaspampres.

Agus menjelaskan kemudian dua mobil itu menuju rumah Febri. Sesampainya di rumah Febri, Robby kemudian meminta agar pisau lipat yang dibungkus tissue itu diberikan.

Dari rumah Febri, kata Agus, satu orang selain Febri dan istri Febri yang ada di mobil Febri kemudian pindah dan ikut ke mobil Robby.

"Snr belum paham 100 persen (mengenai adanya penusukan-red), dalam percakapan antara teman Febri dan Robby ada percakapan yang tusuk Febri, selesai mengantar kemudian Snr pulang," kata Agus.

Danpaspamres mengatakan pisau lipat bukan milik Snr dan itu bukan pisau komando seperti yang dibicarakan selama ini.

Dalam perkembangannya, kata Agus, pihak kepolisian atas keterangan dari Robby kemudian menghubungi Kopda Snr untuk meminta keterangan.

"Polisi telepon Snr, bisa bantu, ketemu terus ke Polres, diperiksa, katanya sampai dikonfrontir dengan Febri disitu Febri mengaku tidak kenal, tapi polisi sudah bisa ambil kesimpulan," kata Agus.

Danpaspamres mengatakan pihak kepolisian menghubunginya terkait pemeriksaan Snr dan ia mengijinkan sepanjang nantinya dilaporkan ke Polisi Militer karena yang bersangkutan anggota TNI.

Mayjen Agus mengatakan saat ini oknum Kopda Snr yang bertugas di Paspamres Group B telah ditahan oleh Paspamres dan tengah menunggu proses selanjutnya.

"Snr sudah kami tahan, pemecatan kita lihat nanti, saya selalu sampaikan pelanggaran ringan minimal dipindahkan kalau berat bisa sampai pecat, yang jelas anggota ini tidak layak di Paspamres," katanya.

Agus mengatakan anggota Paspamres dan TNI pada umumnya, tidak diperkenankan datang ke tempat hiburan malam dan anggota Paspamres secara umum bila lepas tugas diperintahkan istirahat dan bila berkeluarga berkumpul dengan keluarga agar saat pelaksanaan tugas bugar dan bekerja konsentrasi penuh.

"Anggota nanti saya akan ambil, tindakan, karena kami tidak mengajarkan anggota lepas dinas keluyuran, harus istirahat atau kumpul keluarga, semua harus siap bertugas," katanya.

Mayjen Agus memastikan bahwa keberadaan oknum Kopda Snr di lokasi kejadian terkait pertemanan bukan pengawalan.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011