Samarinda (ANTARA News) - Suara ledakan pabrik tahu di Jalan Soekarno-Hatta kilometer empat ruas Samarinda-Balikpapan, Kutai Kartanegara, Kaltim, terdengar hingga radius dua kilometer.

Ledakan di Kelurahan Loa Janan, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara itu menewaskan seorang pekerja.

"Suara ledakan terdengar sangat keras disusul percikan api yang membumbung ke udara membuat sejumlah personel Polsek Loa Janan langsung keluar mencari asal ledakan tersebut. Suaranya tidak nyaring tetapi seperti dentuman yang menggaung sangat keras," ungkap Kepala Seksi Humas Polsek Loa Janan, Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Priyo Nugroho, kepada wartawan, Jumat.

Bahkan getaran akibat ledakan tersebut, kata dia, terasa hingga di kantin Polsek Loa Janan yang berjarak sekitar 500 hingga 700 meter dari lokasi ledakan.

"Getaran akibat ledakan itu terasa hingga di kantin yang berada di belakang Polsek. Sesaat setelah ledakan terjadi semua personil langsung dikerahkan untuk mengamankan lokasi," kata Priyo Nugroho.

Salah seorang saksi mata, Nasir mengaku hanya berjarak sekitar 100 meter dari lokasi ledakan pabrik tahu Blitar milik Suyani tersebut.

"Saat itu saya tengah mencangkul di kebun tak jauh dari pabrik tahu itu, Tiba-tiba, terdengar ledakan keras disusul percikan api sehingga saya langsung menuju ke lokasi. Saat tiba di tempat itu saya melihat salah seorang pekerja sudah tewas dengan kondisi sangat mengenaskan," ungkap Nasir.

Sesaat setelah terjadi ledakan, puluhan warga dari kilometer lima poros Samarinda-Balikpapan langsung mendatangi lokasi.

"Beberapa warga dari kilometer lima mengaku mendengar suara ledakan dan getaran tersebut. Memang, suara ledakan yang disertai getaran terasa sangat keras dan sempat membuat warga panik," kata Nasir.

Salah seorang pekerja, Nardi, ditemui di lokasi ledakan mengaku sempat mendengar suara mendesis sebelum ketel uap pembuat tahu itu meledak.

"Saat itu saya berada di tangga dan mendengar suara mendesis dari ketel uap tersebut. Saya masih sempat melihat Arifin berada di depan ketel uap itu mencari asal suara mendesis, namun hanya berselang beberapa menit terjadi ledakan," kata Nardi.

Tubuh Arifin, kata dia, langsung terhempas oleh ketel uap yang terbuat dari baja dengan panjang dua meter dan berdiameter satu setengah meter tersebut kemudian terhimpit di antara tumpukan kayu bakar.

"Saya masih sempat melihat tubuhnya terhempas kemudian menghantam tumpukan kayu bakar. Kondisi tubuhnya sudah tidak bisa dikenali karena hancur dan saya juga sempat terkena percikan api dari ledakan itu," kata Nardi.

Dua rekannya yakni, Rowi dan Candra, berhasil lolos karena terlindung.

"Rowi sedang mandi sementara Candra makan sehingga terhindar dari ledakan itu. Ledakan tersebut membuat ketel uap terlempar hingga puluhan meter dan sebagian bangunan runtuh," ungkap Nardi.

Dari pantauan hingga Jumat sore, beberapa warga terlihat masih berupaya mencari beberapa bagian tubuh korban yang diduga terhimpit di antara tumpukan ratusan kayu bakar dan puing-puing pabrik tahu yang berserakan.

Ledakan pabrik tahu yang terjadi pada Jumat pagi sekitar pukul 07.45 WITA itu menewaskan Arifin (20) serta melukai rekannya, Nardi.

(A053/Y008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011