Klaten (ANTARA News) - Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah akan menjadikan situs Liyangan yang ada di Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung sebagai temuan spektakuler jika berhasil diungkap seluruhnya.

Kepala BP3 Jawa Tengah Trihatmadji di Klaten, Sabtu mengatakan situs Liyangan berbeda dengan situs-situs lain yang pernah ditemukan.

"Situs Liyangan terdiri dari tiga candi yang di sekitarnya juga ditemukan sebuah bangunan rumah yang konstruksinya masih cukup lengkap sehingga menunjukkan bahwa di sekitar candi ada permukiman penduduk. Berbeda dengan candi-candi lainnya yang ditemukan hanya bagian candinya saja," katanya.

Dijelaskan, situs Liyangan ditemukan di bawah Gunung Sindoro di Kabupaten Temanggung pada kedalaman delapan meter di bawah permukaan tanah.

Dari letak ditemukannya situs tersebut, kata dia, kemungkinan dulu hilang karena terkubur material vulkanik letusan Gunung Sindoro, namun letusan kapan, hal itu belum diketahui dan masih akan diteliti lagi.

Saat ini pihak BP3 baru berhasil menemukan satu bangunan candi, itupun baru diungkap sebagian dan belum menyeluruh.

BP3 Jawa Tengah mengatakan bahwa pengungkapan situs Liyangan akan menjadi prioritas utama proyek BP3 untuk melakukan penelitian dan pemugaran benda purbakala di tahun 2012.

Situs Liyangan ditemukan secara tak sengaja oleh petambang pasir saat melakukan aktifitas penambangan sekitar empat tahun lalu.

Ahli arkeologi, Suroso, yang merupakan mantan Sekretaris Ditjen Sejarah dan Purbakala pada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (sebelum berubah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, red.) mengatakan, keunikan lain pada situs Liyangan ini juga terlihat dari temuan bangunan rumah purbakala oleh tim arkeolog dari Yogyakarta.

"Di sana ditemukan bangunan rumah panggung berbahan kayu dengan atapnya yang terbuat dari ijuk dan bisa direkonstruksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada masa lalu ada komunitas yang menjaga dan merawat situs candi Liyangan," katanya.

Adanya komunitas tersebut, kata dia, bisa menjadi obyek pembelajaran terkait manajemen kebencanaan yang bisa diterapkan pada masyarakat di sekitar Gunung Sindoro saat ini.

"Dari temuan rumah purbakala tersebut kita bisa belajar kearifan lokal, bahwa masyarakat pada masa lalu sudah bisa membangun rumah tahan bencana. Pembelajaran ini yang mungkin akan bisa diterapkan pada masyarakat saat ini," tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan, bencana berupa erupsi gunung berapi bisa terulang dalam periode tertentu, sehingga nilai-nilai manajemen kebencanaan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Gunung Sindoro pada masa lalu perlu diterapkan di masa depan karena gunung tersebut bisa saja kembali bererupsi di masa mendatang. (ANT-279/M019)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011