Bogor (ANTARA News) - Sekretaris eksekutif Institut Pertanian Bogor Dr Ir Bonny PW Soekarno mengemukakan bahwa mahasiswa baru di perguruan tinggi itu diwajibkan tinggal di asrama.

"Mahasiswa baru wajib mengikuti kuliah di tingkat persiapan bersama (TPB) dan wajib tinggal di asrama. Cara itu tidak ada di perguruan tinggi-perguruan tinggi lain," katanya melalui keterangan tertulis di Bogor, Minggu.

Ketika menerima kunjungan sebanyak 90 siswa SMA Islam As-Shofa Pekanbaru, Provinsi Riau, ia menjelaskan bahwa pada tingkat TPB merupakan masa kritis bagi mahasiswa di IPB.

"Bagi mahasiswa yang tidak bisa menyesuaikan dan mendapat nilai IPK (indeks prestasi kumulatif) kurang dari 1,5, maka mahasiswa tersebut akan di `drop out` dari IPB," katanya.

Namun, kata dia, apabila mahasiswa baru berhasil mengikuti kuliah di tingkat TPB maka hal tersebut akan menjadi bekal mahasiswa saat lulus IPB kelak.

Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa melihat keberhasilan IPB dengan kurikulum TPB dimaksud, perguruan tinggi perguruan tinggi lain pun akan segera mengikutinya.

Ia juga menjelaskan bahwa mahasiswa-mahasiswa IPB diajarkan bagaimana cara berfikir sistematis, terukur dan bertahap.

"Sehingga tidak aneh apabila lulusan IPB dapat bekerja di berbagai disiplin Ilmu terlebih pertanian," katanya.

Menurut dia, disiplin ilmu pertanian tidak hanya menanam dan sawah, lebih dari

itu banyak berbagai produk turunan dari hasil pertanian.

sementara itu, Kepala Sekolah SMA Islam As-Shofa Sufrida menyatakan pihaknya beserta rombongan murid-murid kelas 11 ingin menggali informasi seluas-luasnya terkait informasi masuk perguruan tinggi, terutama IPB.

Pihaknya sengaja mengajak murid-murid kelas 11 karena menjelang kelas 12 murid-murid SMA sudah harus mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional.

Menurut Sufrida minat siswanya untuk kuliah di IPB sangat tinggi, hal ini terbukti dari banyaknya permintaan siswa yang ingin berkunjung ke IPB dan ingin mengenal lebih banyak.

Ia menambahkan, sampai 2011, sekolahnya telah mengadakan kunjungan ke IPB untuk yang ketiga kalinya. (ANT-053/M027) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011