Seoul (ANTARA News) - Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) pada Senin menempatkan semua unit militer siaga darurat menyusul berita meninggalnya pemimpin Korea Utara Kim Jong-il.

JCS mengatakan, pihaknya mengundang satu pertemuan darurat para pejabat yang menangani manajemen krisis dan operasi setelah tengah hari Senin, setelah media Korea Utara melaporkan kematian Kim.

JCS mengatakan, pihaknya telah meningkatkan kegiatan pemantauan di sepanjang perbatasan bersama dengan Pasukan Komando Gabungan Korea Selatan-AS.

Tidak ada aktivitas yang tidak biasa telah diamati dari Utara, kata para pejabat.

Para pejabat mengatakan mereka mungkin menaikkan "Defcon," tingkat lima tahap waspda tempur, dari tingkat saat ini empat menjadi tiga, dan juga dapat meningkatkan "Watchcon", peringatan pengawasan anti-Korea Utara, dari tiga menjadi dua.

Watchcon dua menandakan keadaan darurat dengan indikasi ancaman penting dari Korea Utara.

Terakhir Korea Selatan mengangkat Watchcon pada peringat dua segera setelah Utara menyerbu Pulau Yeonpyeong, tepat di sebelah selatan perbatasan Laut Kuning pada 23 November, menewaskan dua marinir dan dua warga sipil.

"Kami menjaga wilayah pada zona demiliterisasi (DMZ), Area Keamanan Bersama (JSA) dan Garis Batas Utara (NLL) untuk kemungkinan provokasi Korea Utara," kata seorang pejabat JCS, merujuk pada daerah-daerah perbatasan yang mudah memanas di darat dan di laut.

Menurut JCS, Kontrol Induk dan Pusat Laporan (MCRC) di Pangkalan Udara Osan, selatan Seoul, yang menangani pemantauan udara dan analisis, berencana untuk meminta bantuan penguatan oleh Korea Selatan dan pasukan AS.

Jenderal Angkatan Darat Jung Seung-jo, ketua JCS, sedang dalam perjalanan kembali ke Seoul dari lapangan unit-unit garis depan, kata para pejabat, demikian Yonhap melaporkan.

(A045/H-AK/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011