Jakarta (ANTARA News) - Indonesia untuk kesekian kali mempromosikan berbagai potensi investasi kepada pengusaha China melalui "The 4th Annual Conference of Asia Fortune Forum" yang diselenggarakan di Beijing, 19 Desember 2011.

Siaran pers Kedutaan Besar Indonesia di Beijing, yang diterima di Jakarta, Senin, menyebutkan, animo investor China melebarkan sayap bisnis mereka ke luar negeri begitu tinggi. Hal ini tercermin dari nilai investasi China sampai 60 miliar dolar Amerika Serikat pada forum "Outbound Foreign Direct Investment" (OFDI) pada 2010.

Promosi investasi ke China digenjot seiring penurunan arus investasi dari Amerika Serikat dan Eropa.
"China jelas menjadi sumber FDI yang cukup prospektif bagi Indonesia," kata Duta Besar Indonesia untuk China, Imrom Cotan.

Dalam forum tahunan yang dihadiri 600 pengusaha ternama China dari berbagai sektor tersebut, ada beberapa daya tarik penting Indonesia di mata mereka. Yaitu stabilitas tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai tujuh persen per tahun, penduduk sebanyak 240 juta jiwa, stabilitas politik di bawah pimpinan Presiden Susilo Yudhoyono, limpahan bahan baku, dan iklim investasi yang terus membaik.

Sebagai perekonomian terbesar di ASEAN, Indonesia juga sangat potensial menjadi "production-base" bagi investor China yang ingin merebut pasar ASEAN.

Terlebih lagi dengan peningkatan pemeringkatan utang Indonesia dalam "investment grade" oleh The Fitch, Indonesia telah mensahkan UU Pengadaan Tanah yang sangat kondusif dalam mendukung aktivitas investasi, sehingga Indonesia menawarkan "Return of Investment" (RoI) yang sangat tinggi.

Melalui serangkaian Promosi "Trade, Tourism and Investment" (TTI) yang telah diselenggarakan Perwakilan Indonesia di China dalam dua tahun terakhir ini, membuat jumlah investasi dari China ke Indonesia meningkat secara signifikan.

Pada 2010 misalnya, jumlah total investasi China berupa migas maupun non-migas, mencapai sekitar satu miliar dolar AS atau naik dibandingkan pada 2009, yang cuma 800 juta dolar AS.

Promosi TTI juga berimbas positif terhadap kenaikan volume perdagangan Indonesia dan China, yakni dari 28,3 miliar dolar AS pada tahun 2009 menjadi 42.7 miliar dolar ASpada tahun 2010.

Bahkan hingga akhir Oktober 2011, nilainya sudah mencapai 48.1 miliar dolar AS dan diprediksi menembus lebih dari 50 miliar dolar AS pada tahun ini.

Padahal semula angka 50 miliar dolar AS adalah target untuk 2014. Tak heran jika Presiden Yuhoyono dan Perdana Menteri Wen Jiabao menaikkan target baru sebesar US$ 80 milyar pada 2015.

Dampak positif lain dari Promosi TTI lonjakan jumlah turis China ke Indonesia. Pada 2010 mencapai hampir 500 ribu orang, atau naik dibandingkan 2009, yakni 350 ribu wisatawan. 2011 ini, tak kurang dari 650 ribu wisatawan RRT ditargetkan mengunjungi Indonesia. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011