Atambua (ANTARA) - Warga yang tinggal di daerah perbatasan RI dengan Timor Leste di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mendapat pelayanan kesehatan gratis dari komunitas Dokter Lintas Batas.

Pelayanan pemeriksaan kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh Komunitas Dokter Lintas Batas menjangkau sekitar 2.800 warga yang tinggal di sekitar Pos Lintas Batas Negara Terpadu Mota Ain di Kabupaten Belu.

Ketua panitia kegiatan bakti sosial pengobatan gratis tersebut, dr. Swempi Melchiadi, di Atambua, Senin, mengatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan gratis bagi warga daerah perbatasan melibatkan 145 orang.

"Jika dihitung keseluruhan dengan tim pendukung kita ada sekitar 145 orang. Tetapi kalau dokter spesialis ada sekitar 50, termasuk dengan perawat-perawat," katanya kepada ANTARA.

Menurut dia, dokter yang terlibat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan gratis tersebut berasal dari Belu, Timor Tengah Utara, Jakarta, Makassar, dan Australia.

Swempi mengatakan bahwa pengguna pelayanan kesehatan gratis di wilayah perbatasan melampaui target yang semula ditetapkan 1.500 orang.

"Ternyata antusias masyarakat sangat tinggi. Bersyukur banyak obat yang kita siapkan, sehingga sampai terakhir pemeriksaan masih tersisa banyak juga," katanya.

Dokter Noveni Renata mengatakan bahwa di antara warga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan ada yang mengalami gangguan tiroid sehingga dirujuk ke rumah sakit umum daerah.

"Selain itu juga ada juga masalah pernapasan, sehingga kita berikan obat juga, kemudian juga darah tinggi," kata dokter spesialis penyakit dalam itu.

Kepala Pos Lintas Batas Negara Terpadu Mota Ain Engel Klau mengapresiasi upaya anggota komunitas Dokter Lintas Batas membantu warga daerah perbatasan.

"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih karena masyarakat di PLBN bisa terbantu dan teredukasi terkait masalah kesehatan," katanya.

Baca juga:
Imigrasi Atambua antisipasi lonjakan pelintas batas dari Timor Leste
10 desa tangguh bencana dibentuk di perbatasan NTT-Timor Leste

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022