Jakarta (ANTARA) - Perwakilan dari tiga negara yaitu Indonesia, Filipina, dan Jepang berkumpul di Pelabuhan Makassar untuk mempersiapkan penyelenggaraan Latihan Bersama Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut secara regional atau yang dikenal Regional Marpolex.

Indonesia diwakili oleh Kementerian Perhubungan Cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Filipina diwakili oleh Phillippine Coast Guard (PCG), dan Jepang diwakili oleh Japan Coast Guard (JGC).

"Pada tahun ini Indonesia bertindak sebagai tuan rumah dari Regional Marpolex Tahun 2022, bergantian dengan Filipina yang telah menjadi tuan rumah penyelenggaraan 2019," kata Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Capt. Weku Karuntu dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Regional Marpolex merupakan Latihan Bersama yang diikuti oleh 3 negara yaitu Indonesia, Filipina dan Jepang sebagai tindak lanjut dan implementasi dari perjanjian Sulawesi Sea Oil Spill Response Network Plan Tahun 1981 bertujuan untuk menguji dan mengevaluasi kemampuan Indonesia dan Filipina dalam menanggulangi musibah tumpahan minyak, khususnya di wilayah perairan Indonesia dan Filipina.

Kemudian pada tahun 1995, lanjut Weku, pemerintah Jepang melalui Japan Coast Guard (JCG) mulai bergabung dan sejak itu Marpolex menjadi komitmen pemerintah Indonesia, Filipina, dan Jepang dalam mengimplementasikan ASEAN Oil Spill Response Action Plan dan Sulawesi Sea Oil Spill Network Response Plan.

Regional Marpolex yang diselenggarakan secara rutin setiap dua tahun sekali ini juga merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim, serta Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2006 telah ditetapkan bahwa Menteri Perhubungan selaku Ketua Tim Nasional Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut Tingkatan Tier 3. Selain itu, Perpres dimaksud juga membentuk PUSKODALNAS dan menunjuk Direktur Jenderal Perhubungan Laut selaku Kepala PUSKODALNAS sekaligus Koordinator Misi Tingkatan Tier 3.

“Ini juga sejalan dengan tugas yang diemban oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut selaku administrator maritim di International Maritime Organization (IMO) yang memiliki tugas salah satunya terkait dengan perlindungan lingkungan laut atau Marine Environmental Protection,” kata Weku.

Pada prinsipnya, menurut Weku, kegiatan Regional Marpolex diselenggarakan dengan tujuan untuk memastikan koordinasi dan kerjasama jika ada pencemaran lintas batas negara. Tujuan lainnya yaitu untuk menguji dan mengevaluasi kemampuan penanggulangan pencemaran minyak dari masing-masing negara, khususnya kesiapsiagaan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran minyak berskala besar di wilayah perairan perbatasan tiga negara.

“Kegiatan ini adalah ajang latihan bersama antara 3 negara dalam merencanakan, memerintah, mengontrol, menyelenggarakan operasi terkoordinasi pemadaman kebakaran penyelamatan serta penanggulangan pencemaran minyak,” katanya.

Sampai dengan saat ini, Weku mengungkapkan, Regional Marpolex telah dilaksanakan sebanyak 22 kali dengan penyelenggaraan setiap 2 tahun sekali. Penyelenggaraan Regional Marpolex yang pertama dilaksanakan pada tahun 1986 bertempat di Davao, Filipina. Sedangkan yang terakhir diselenggarakan pada tahun 2019 juga bertempat di Davao, Filipina.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022