Banyuwangi (ANTARA News) - Pencarian jenazah imigran korban kapal tenggelam di perairan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dihentikan sementara karena hari ini cuaca buruk.

Komandan Pos Pantau TNI AL Grajakan Pelaut Dua (Pelda) Samproni mengatakan tim SAR gabungan terpaksa menghentikan pencarian dan proses evakuasi karena terkendala gelombang laut tinggi dan angin yang cukup kencang.

"Kami menerima laporan dari nelayan bahwa di Perairan Grajakan masih ada lima jenazah imigran yang mengapung atau sekitar 5 mil dari Pantai Grajakan, tepatnya di daerah Batu Layar," tuturnya.

Mendapat informasi tersebut, lanjut dia, tim SAR gabungan langsung mencari para jenazah sesuai dengan laporan nelayan, namun ditengah perjalanan proses evakuasi harus dihentikan karena gelombang tinggi dan angin tidak mendukung.

"Tim SAR gabungan terpaksa menghentikan proses evakuasi karena tingginya gelombang, sehingga menyulitkan proses evakuasi jenazah imigran asal Timur Tengah itu," paparnya.

Ia menjelaskan, pencarian jenazah imigran korban kapal tenggelam di Perairan Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek akan dilakukan kembali di perairan Banyuwangi pada Sabtu (24/12) pagi dengan melakukan penyisiran di sekitar Pantai Grajakan dan di sekitar Pantai Bedul.

Sementara itu, tim SAR kembali menemukan delapan jenazah imigran dengan rincian empat jenazah ditemukan di Tranggulasi Teluk Plengkung yang berada di Taman Nasional Alas Purwo dan empat jenazah yang lain dievakuasi oleh KRI Untung Suropati.

"Total jenazah yang sudah ditemukan di perairan Kabupaten Banyuwangi sebanyak 83 korban, namun tim SAR terus melakukan pencarian karena laporan nelayan masih melihat sejumlah jenazah yang mengapung di laut," katanya.

Kapolres Banyuwangi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Nanang Masbudi mengatakan seluruh jenazah imigran yang sudah dievakuasi akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara di Surabaya untuk proses identifikasi korban.

"Jenazah imigran korban kapal tenggelam itu akan dibawa ke RS Bhayangkara secara bertahap, dengan menggunakan ambulans," katanya menambahkan.

(ANT-070)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011