Ambon (ANTARA News) - Para pimpinan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) menyatakan optimistis bahwa pelaksanaan perayaan Natal 25 Desember 2011 dan Tahun Baru 2012 di provinsi Maluku akan berlangsung aman dan damai tanpa diwarnai aksi teror.

"Berkaca pada kebersamaan dan persaudaraan yang semakin tercipta antarwarga di Maluku, maka perayaan Natal dan Tahun Baru di Ambon dan seluruh wilayah Maluku akan berlangsung aman dan damai," kata Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode GPM, John Ruhulessin, di Ambon, Sabtu malam.

Ruhulessin mengakui, koordinasi internal maupun eksternal dengan dengan pimpinan organisasi keagamaan lainnya termasuk tokoh masyarakat dan pemuda sudah dilakukan guna lebih mempererat hubungan persaudaraan antarumat beragama di Maluku.

Apalagi sesuai tradisi umat Muslim akan turut bersama aparat kepolisian dan TNI menjaga dan mengamankan jalannya ibadah persiapan Natal di setiap Gereja yang akan mulai berlangsung Sabtu sore, sama seperti saat umat Muslim menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri 1432 Hijriah.

"Keterlibatan umat Muslim dan Kristen untuk bersama-sama menjaga dan mengamankan perayaan hari besar keagamaan masing-masing, merupakan wujud jalinan keharmonisan antarumat beragama di daerah ini yang terbingkai dalam budaya leluhur Pela-Gandong," katanya.

"Ini menandakan hubungan persaudaraan antarwarga Salam (Muslim-red) - Sarani (Kristen-red) di Maluku telah harmonis kembali, di mana menjadi perekat untuk menangkal berbagai upaya untuk memecah bela persaudaraan dan persatuan masyarakat di daerah ini," ujarnya.

Sedangkan Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Maluku, Husein Toisutta meminta Umat Kristiani di Ambon dan Maluku untuk tidak terpengaruh berbagai isu maupun provokasi yang sengaja dihembuskan jelang perayaan Natal 25 Desember 2011 dan Tahun Baru 1 Januari 2012.

"Jangan mempercayai berbagai isu negatif maupun provokasi yang sengaja dihembuskan pihak-pihak tidak bertanggung jawab dengan sasaran menghancurkan tatanan umat beragama di daerah ini," kata Husein Toisuta.

Dia menegaskan, seluruh komponen umat Muslim di daerah itu juga akan bekerja sama untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru sehingga berjalan aman dan lancar, serta berdampak terhadap peningkatan hubungan silaturahim serta persaudaraan antarumat beragama.

Menurutnya, umat Muslim juga telah berkomitmen untuk turut terlibat bersama aparat TNI/Polri melakukan pengamanan jalannya ibadah persiapan Natal yang akan dilakukan umat Kristiani pada 24 Desember, sama seperti yang dilakukan umat Kristiani saat ibadah Puasa dan Idul Fitri 1432 Hijriah.

"Umat Muslim akan terlibat bersama aparat keamanan melakukan pengamanan sehingga terjamin suasana kondusif yang telah sama - sama kita bina selama ini dan perayaan Natal dapat berlangsung dalam suasana suka cita, aman dan damai," katanya.

Terkait ketegangan yang terjadi di Ambon beberapa waktu lalu, Toisutta menyampaikan terima kasih yang dalam kepada masyarakat di ibu kota provinsi Maluku itu yang mampu menjaga ketahanan serta tidak terpancing upaya adu domba.

"Prinsipnya semua pihak harus bergandengan tangan untuk menjaga dan memelihara situasi kondusif dan aman di Ambon, sehingga tidak menodai kerukunan dan persaudaraan antarumat beragama yang tercermin dalam bidaya leluhur Pela-gandong," katanya.

Masyarakat juga diminta untuk melaporkan tindakan mencurigakan dari oknum-oknum tertentu ke pos aparat terdekat, sehingga bisa ditindak tegas dan tidak mempengaruhi situasi semakin kondusif.

Husein menambahkan, tanggung jawab seluruh masyarakat menjaga situasi dan kondisi keamanan di Ambon dan Maluku pada umumnya, mengingat Ambon akan menjadi tuan rumah MTQ tingkat nasional ke-XXIV pada Juli 2012.

Guna mengamankan perayaan Natal 25 Desember 2011 dan Tahun Baru 2012, Polda Maluku mengerahkan 2.000 personel untuk melakukan pengamanan di gereja dan Katedral di seluruh kabupaten/kota di Maluku dengan sandi operasi "Lilin Siwalima".

Kapolda Maluku Brigjen Pol Syarief Gunawan menegaskan, pengamanan sudah mulai dilakukan sejak 23 Desember hingga 2 Januari mendatang, di mana selain tempat ibadah pengamanan juga akan dilakukan di pusat-pusat keramaian masyarakat dan wilayah yang dianggap rawan.

"Kami akan bertindak tegas terukur untuk mengamankan jalannya perayaan Natal umat Kristiani, di samping melakukan pendekatan persuasif, guna menghindari hal-hal tidak diinginkan yang dapat mengganggu jalannya perayaan," katanya.

(KR-JA/Z002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011