Jakarta (ANTARA News) - Ratusan mahasiswa dan rakyat Papua yang tergabung dalam Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat (Front Papera-PB) mengakhiri aksinya dengan menyegel PT Freeport Indonesia di Plaza 89 Kuningan Jakarta. Setelah selama tiga hari berturut-turut melakukan aksi unjuk rasa, para Rabu, sekitar pukul 16.00 WIB Front Papera-PB itu mengakiri aksinya dengan menyegel PT Freeport-Rio Tinto yang berlokasi di jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Para pendemo yang melakukan aksinya dengan tertib sejak pukul 12.00 WIB itu telah menyegel kantor PT Freeport secara simbolis dengan sebuah spanduk berwarna putih yang diikat pada pohon palem yang berada di taman depan Plaza 89, bertuliskan "Atas nama rakyat Papua Barat, Freeport-Rio Tinto kami segel". Menurut koordinator aksi, Marthen Goo, penyegelan itu merupakan bentuk pernyataan masyarakat Papua bahwa PT Freeport Indonesia telah ditutup dan tidak boleh beroperasi. "Perjuangan kami belum selesai sampai sini. Kami tetap terus mengawasi PT Freeport dan jika perusahaan itu nekat membuka kantornya atau beroperasi, maka seluruh warga Papua di Indonesia akan datang menuntut agar berhenti beroperasi," ujarnya. Sebelum meninggalkan halaman Plaza 89, para pendemo sempat berdoa bersama, kemudian secara tertib mereka meninggalkan Gedung PT Freeport menuju Kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) di kawasan Mampang Jakarta Selatan. Aksi demo itu merupakan gelombang lanjutan pemblokiran PT Freeport setelah terjadinya kasus penembakan di Mil 74 sejak tanggal 23 Pebruari lalu dan juga telah berlangsung sejak tanggal 27 Februari 2006 di kantor PT Freeport, Plaza 89 Kuningan Jakarta. Pada aksi unjuk rasa sebelumnya (Selasa, 28/2) yang berlangsung sekitar dua jam (12.30-14.30) telah terjadi bentrokan antara ratusan demonstran dengan sedikitnya 300 personel aparat keamanan dan mengkibatkan sedikitnya delapan polisi terluka dan tiga pengunjuk rasa dari Front Pepera-PB dilarikan ke RS MMC, Kuningan karena mengalami luka di hidung dan kepala. "Tiga rekan kami langsung dilarikan ke rumah sakit karena dua orang mengalami luka di hidungnya, sedangkan Meliana Gombo kepalanya telah dijahit sebanyak sembilan jahitan karena terkena pentungan petugas," kata Humas Papera-PB, Arkilaus Baho. Atas insiden Selasa siang di halaman Plaza 89 itu, Front Papera-PB mengecam tindakan represif aparat terhadap peserta aksi dan mendesak Kapolri memecat aparat yang melakukan tindakan represif tersebut. Atas insiden Selasa siang itu, Polres Jakarta Selatan telah mengamankan enam demonstran yang diduga sebagai provokator dan penganiaya petugas.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006