Ketika ada krisis dan itu diberitakan, orang akan menjadi donatur
Jakarta (ANTARA) - Survei KedaiKOPI menyebutkan penyaluran dana kemanusiaan (filantropi) mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir dengan kenaikan terbesar terjadi di awal pandemi sebesar 23,05 persen.

"Filantropi agama kontribusinya justru paling besar," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo dalam peluncuran Survei Outlook Filantropi 2022 seperti dikutip dalam siaran pers, Senin.

Menurut Kunto, filantropi agama menyalurkan lebih dari 80 persen dari total penyaluran di tahun 2020, disusul oleh filantropi perusahaan.
Penyaluran dana oleh filantropi perusahaan naik paling drastis di tahun 2020 sebesar 41 persen dari tahun 2019.

"Pandemi COVID-19 membuat warga dan perusahaan di Indonesia semakin giat berbagi dengan sesama," kata Kunto.

Deputi Baznas RI, Moh Arifin Purwakananta membenarkan temuan filantropi ini. Arifin menyatakan filantropi agama sangat berperan di Indonesia yang dapat dilihat dari jumlah zakat yang dihimpun oleh gerakan zakat dan zakat informal dari masyarakat.

Deputi Baznas RI juga membenarkan bahwa saat pandemi, meskipun inflasi sedang naik, donasi masyarakat pun meningkat.

Baca juga: Survei : Status ekonomi tinggi lebih intoleran

Menurut Arifin, donasi ini berasal dari mereka yang tidak terkena krisis dan mereka yang berharap, dengan menyumbang, pandemi akan segera berakhir.

"Ketika ada krisis dan itu diberitakan, orang akan menjadi donatur,” ungkap Arifin.

Pandemi COVID-19 mendorong inovasi dalam penggalangan dana untuk kegiatan filantropi dengan pemanfaatan teknologi digital.

Terdapat 55,3 persen organisasi filantropi yang menggunakan teknologi digital dalam penggalangan dana. "Teknologi digital yang paling banyak dimanfaatkan adalah media sosial dan situs web organisasi,” kata Kunto.

Menanggapi pemaparan yang disampaikan Lembaga Survei KedaiKOPI, Ketua Badan Pengurus Filantropi Indonesia, Rizal Algamar menyatakan, latar belakang kajian Outlook Filantropi Indonesia 2022 diharapkan dapat menggambarkan perkembangan filantropi selama tiga tahun terakhir (2018-2020) dan mengetahui dinamika, tantangan serta capaian-capaian selama tahun tersebut.

"Laporan riset ini menjadi bahan rujukan untuk melihat dinamika perkembangan filantropi di Indonesia," kata Rizal.

Baca juga: Ini harapan Generasi Z peringati 72 tahun Indonesia merdeka

Rizal mengatakan bahwa kebiasaan berbagi yang sudah mendarah daging pada diri masyarakat Indonesia sesungguhnya merupakan kekuatan tersendiri bagi bangsa ini untuk sama-sama menjadikan masyarakat lebih berdaya.

Pengaruh dan peran filantropi yang sangat fleksibel dalam percepatan pemulihan dari pandemi COVID-19, dari segi pendanaan maupun tenaga, dapat membantu meringankan sektor pemerintah yang memiliki keterbatasan sumber daya.

Sedangkan pengamat ekonomi dan dosen ekonomi UI, Ninasapti Triaswati dan Deputi Baznas RI, Moh Arifin berharap pentingnya akuntabilitas terhadap aktivitas filantropi.

Lembaga filantropi diharapkan menjadi isu utama dalam menjawab persoalan sosial, ekonomi, hingga kemanusiaan di Indonesia.

Perilaku filantropi masyarakat Indonesia, menurut Arifin, dipengaruhi oleh kebiasaan zakat dan sedekah masyarakatnya. Itu sebabnya filantropi agama dapat menjadi penyumbang terbesar dalam penyaluran dana filantropi.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022