Beberapa mata uang Asia melemah termasuk rupiah, namun BI diperkirakan akan mengintervensi sehingga rupiah tidak melemah terlalu dalam
Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan pasar mata uang rupiah pada pagi awal tahun 2012 kembali mencatatkan pelemahan sebesar 122 poin terhadap dolar AS meski transaksi pasar cenderung sepi.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Senin pagi ke posisi Rp9.180 atau naik 122 poin dibanding sebelumnya Rp9.058 per dolar AS.

"Beberapa mata uang Asia melemah termasuk rupiah, namun BI diperkirakan akan mengintervensi sehingga rupiah tidak melemah terlalu dalam," kata analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Senin.

Ia memperkirakan, perdagangan valas pada awal tahun ini diperkirakan masih minim transaksi sehingga nilai tukar dalam negeri diprediksi tidak banyak bergerak terhadap dolar AS.

"Perdagangan awal tahun ini diperkirakan tidak terlalu ramai," kata dia.

Ia menambahkan, sentimen eksternal yakni, krisis utang di Eropa akan masih mempengaruhi pergerakkkan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing, namun rupiah masih dimungkinkan bergerak terus menguat awal tahun ini

"Level peringkat Indonesia sudah berada pada peringkat `investment grade`, sehingga banyak arus masuk. Ke depannya, peluang dapat menguat besar," kata dia.

Sementara, analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan, untuk hari pertama perdagangan tahun 2012, pasar Asia masih akan stagnan dengan kecenderungan melemah, mencermati perkembangan hubungan AS-Iran yang semakin tegang.

"Sikap Iran yang menolak menutup reaktor nuklir membuat Presiden AS Obama menandatangai sanksi ekonomi baru untuk Iran," kata dia.

Ia mengatakan, dalam sanksi itu setiap lembaga keuangan di seluruh negara di dunia, baik milik swasta atau pemerintah termasuk bank sentral dipaksa harus memilih untuk melakukan transaksi dengan Iran atau AS.

Ia mengatakan, jika ketegangan berlanjut menjadi sanksi ekonomi yang mendunia, dikeluarkan oleh PBB, kemungkinan perang Iran-AS hanya tinggal menunggu waktu, sebagaimana pernah terjadi pada Irak sebelumnya

"Ketegangan ini menimbulkan spekulasi harga minyak mentah yang kemungkinan akan ada dalam tren naik disepanjang tahun 2012 ini," kata dia.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012