Banjarmasin (ANTARA) - Pendiri Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Amalia Rezeki mengatakan perlunya kontribusi anak muda untuk bumi yang berkelanjutan demi keberlangsungan planet ini bagi makhluk hidup dan seisinya.

"Aksi nyata dengan kolaborasi konsep pentahelix atau multipihak untuk menangani permasalahan lingkungan bisa dimulai dan diinisiasi oleh gerakan akar rumput generasi muda," kata dia di Banjarmasin, Senin.

Saat menjadi peserta untuk sesi focus group discussion and town hall meeting dalam acara Pra-KTT III Youth 20 (Y20) yang salah satu rangkaian pertemuan G20, Amalia selaku delegasi resmi yang mewakili Kalimantan Selatan menekankan pada upaya pelestarian satwa liar khususnya yang dilindungi seperti bekantan dan 25 spesies prioritas Indonesia lainnya.

Menurut dia, keberlangsungan kehidupan manusia sesuai dengan tema yang diangkat sustainable and livable planet, maka manusia di bumi tidak bisa mengabaikan keberadaan satwa liar yang perannya besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Baca juga: Polda Kalsel sita bekantan dan kucing hutan dari praktik perdagangan

Baca juga: Bayi bekantan lahir di Bekantan Rescue Center Banjarmasin


Contohnya, untuk penyelamatan bekantan yang menjadi spesies kunci keseimbangan ekosistem di lingkungan lahan basah, Amel menyebut konservasi bekantan sebagai hewan endemik pulau Kalimantan yang jadi maskot fauna Kalimantan Selatan adalah harga mati.

Saat ini bekantan oleh lembaga konservasi Internasional IUCN masuk dalam daftar merah sejak tahun 2000 dengan status konservas terancam kepunahan. Selain itu, bekantan juga terdaftar pada CITES sebagai apendix I (tidak boleh diperdagangkan secara internasional).

"Dengan menyelamatkan bekantan maka kita juga menjaga keberlangsungan hidup manusia yang saling keterkaitan hidup di alam," kata mahasiswi program doktoral lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) itu.

Selain itu, Amel juga menyinggung isu permasalahan lingkungan skala global saat ini adalah perubahan iklim. Dia menekankan anak muda tidak hanya sekedar tahu, tapi harus berkontribusi nyata untuk bumi yang layak huni.*

Baca juga: Pemprov Kalsel dukung pengembangan konservasi bekantan di Batola

Baca juga: SBI jaga ekosistem lahan basah habitat bekantan

Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022