Penjagaan harga jagung dinilai sudah sangat mendesak agar tidak membuat petani semakin enggan bertanam komoditas itu.
Medan (ANTARA News) - Jagung India semakin "membanjiri" pasar Sumatera Utara (Sumut) sehingga membuat harga jagung petani semakin anjlok di musim panen yang sudah mulai masuk dan akan berlangsung hingga Maret atau April.

"Puluhan ribu ton jagung dari India baru bongkar lagi di Pelabuhan Belawan. Jagung itu disebut-sebut milik sejumlah pabrik di Tanjung Morawa, Deli Serdang," kata Himpunan Petani Jagung Indonesia (Hipajagin), Jemaat, di Medan, Kamis.

Pemerintah benar-benar tidak peduli dengan nasib petani, katanya.

"Sudah `menjerit` kemana-mana minta impor dihentikan sementara, bukannya distop, eh malah jumlah impornya semakin banyak,"kata Jemaat.

Hipajagin tanggal 1 Desember 2011 sudah menyurati Pelaksana tugas Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho meminta impor dihentikan, tetapi sampai sekarang belum ada jawaban.

Petani dan Hipajagin juga sudah mengadu ke Kantor DPD RI di Sumut dimana anggota utusan Sumut, Parlindungan Purba yang menerima petani, langsung menyampaikan masalah itu ke Menteri Pertanian Suswono.

"Tetapi solusinya belum terlihat juga,"katanya.

Harga jagung di petani dewasa ini tinggal Rp2.000 an per kg dari sebelumnya yang sebesar Rp2.550 per kg.

Dalam surat ke Plt Gubernur Sumut, yang ditembuskan ke Kepala Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Badan Ketahanan Pangan Sumut itu, kata dia, Hipajagin juga meminta Pemerintah Sumut dan terkait lainnya termasuk Hipajagin bersama-sama membuat penetapan harga dasar jagung untuk daerah itu.

Referensi harga jagung itu bertujuan untuk bisa menekan aksi spekulasi pedagang yang bisa menekan harga dan sekaligus bisa dijadikan Pemerintah Provinsi Sumut untuk "bersuara" ke Pemerintah Pusat berkaitan perlu tidaknya impor.

"Penjagaan harga jagung dinilai sudah sangat mendesak agar tidak membuat petani semakin enggan bertanam komoditas itu," katanya.

Ketergantungan impor suatu saat akan merugikan industri dan pemerintah juga.

Jemaat mengatakan, dengan harga bibit dan pupuk serta sewa lahan yang bertambah mahal dewasa ini, harga dasar jagung di Sumut idealnya paling murah Rp2.500 per kg.

Harga dasar adalah harga jagung petani yang baru panen lalu dipipil dan dimasukkan ke karung goni dan siap dijual.

Kepala Dinas Pertanian Sumut, M.Room.S, mengakui, dewasa ini, luas areal tanaman jagung di Sumut berkurang karena sebagian petani meninggalkan tanaman itu dengan alasan harga jualnya yang berfluktuasi dengan tren melemah khususnya saat masa panen.

Pada 2011, produksi turun 137.190 ton dari tahun 2010 atau tinggal 1,240 juta ton akibat luas areal panen tanaman itu yang menurun.

Meski produktivitas tanaman jagung per hektare naik menjadi 50,89 kwintal per hektare, katanya, tetapi produksi jagung pada angka ramalan (aram) III tahun 2011 di bawah angka tetap (atap) 2010 karena nyatanya luas tanaman itu menurun.

Luas areal panen jagung di Sumut pada 2011 turun 31.052 hektare atau tinggal 243.770 hektare dari atap 2010 yang sudah mencapai 274.822 hektare.

Padahal di tahun 2010, luas areal tanaman mengalami kenaikan dari 2009 yang masih 247.782 hektare dengan produksi yang juga naik menjadi 1.377.718 ton.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012