Hal itu terjadi karena indeks harga yang diterima petani yang mencapai 3,23 persen lebih besar dibanding indeks harga yang dibayar perani yakni 0,46 persen
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) subsektor hortikultura mengalami tertinggi kenaikan pada Mei 2022 yakni 2,75 persen.

"Hal itu terjadi karena indeks harga yang diterima petani yang mencapai 3,23 persen lebih besar dibanding indeks harga yang dibayar perani yakni 0,46 persen," kata Margo Yuwono saat menggelar konferensi pers diterima di Jakarta, Kamis.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani subsektor hortikultura disebabkan oleh naiknya harga indeks harga pada kelompok sayur-sayuran, khususnya komoditas bawang merah dan kol sebesar 0,68 persen.

Sedangkan, kelompok tanaman obat, khususnya komoditas jahe dan kapulaga mengalami penurunan indeks sebesar 0,21 persen.

Sementara itu NTP perkebunan rakyat terjadi penurunan paling dalam yakni 9,29 persen, karena indeks harga yang diterima petani turun 8,82 persen. Sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,51 persen.

Baca juga: BPS: Nilai tukar petani April 2022 turun, dipicu kenaikan harga sawit

"Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perlebunan rakyat khususnya komoditas kelapa sawit dan karet," kata Margo.

Margo memaparkan NTP nasional pada Mei 2022 sebesar 105,41 atau turun 2,81 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya.

Penurunan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani turun 2,37 persen. Sedangkan indrks harga yang dibayar petani naik 0,46 persen.

Pada Mei 2022 NTP Provinsi Riau mengalami penurunan terbesar (14,57 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan tertinggi (1,02 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Baca juga: BPS: Sektor hortikultura alami peningkatan NTP tertinggi

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022