Beijing (ANTARA) - Aktivitas jasa-jasa China berkontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut pada Mei, menunjukkan pemulihan yang lambat ke depan meskipun ada pelonggaran beberapa penguncian COVID di Shanghai dan kota-kota tetangga, survei bisnis swasta menunjukkan pada Senin.

Indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa Caixin naik menjadi 41,4 pada Mei dari 36,2 pada April, sedikit menguat karena pihak berwenang mulai mengurangi beberapa pembatasan ketat yang telah melumpuhkan kota keuangan Shanghai dan mengguncang rantai pasokan global.

Namun, angka tersebut tetap jauh di bawah tanda 50 poin yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi secara bulanan.

Para analis mengatakan kelemahan di sektor jasa-jasa, yang menyumbang sekitar 60 persen dari ekonomi China dan setengah dari pekerjaan perkotaan, kemungkinan akan bertahan di bawah kebijakan nol-COVID pemerintah, dengan sektor-sektor intensif kontak seperti hotel dan restoran menanggung dampak beban terbesar.

Sebuah survei resmi pada Selasa (31/5/2022) juga menunjukkan sektor jasa masih terperosok dalam kontraksi.

Survei Caixin menunjukkan bisnis baru, termasuk pesanan ekspor baru, turun untuk bulan keempat berturut-turut pada Mei karena pembatasan mobilitas membuat pelanggan tetap di rumah dan mengganggu operasi.

Itu menyebabkan perusahaan-perusahaan jasa mengurangi gaji mereka pada tingkat yang lebih tajam, dengan sub-indeks untuk pekerjaan berdiri di 48,5, terendah sejak Februari tahun lalu dan turun dari 49,3 bulan sebelumnya.

Data resmi menunjukkan tingkat pengangguran berbasis survei nasional China telah naik menjadi 6,1 persen pada April, tertinggi sejak Februari 2020 dan jauh di atas target pemerintah 2022 di bawah 5,5 persen.

"Ukuran ketenagakerjaan tetap berada di wilayah kontraksi sejak awal tahun ini. Dampak epidemi telah menghantam pasar tenaga kerja. Perusahaan-perusahaan tidak banyak termotivasi untuk meningkatkan perekrutan. Akibatnya, outstanding bisnis (backlogs) di sektor jasa meningkat lebih jauh," kata Wang Zhe, Ekonom Senior di Caixin Insight Group.

Aktivitas ekonomi China mendingin tajam pada April ketika negara itu bergulat dengan wabah COVID-19 terburuk sejak 2020.

Untuk menstabilkan situasi di tahun yang sensitif secara politik, kabinet China baru-baru ini mengumumkan paket 33 langkah yang mencakup kebijakan fiskal, keuangan, investasi dan industri, meskipun analis mengatakan target PDB resmi sekitar 5,5 persen akan sulit dicapai tanpa mengurangi strategi nol-COVID.

"Penting bagi pembuat kebijakan untuk lebih memperhatikan ketenagakerjaan dan logistik. Menghilangkan hambatan dalam rantai pasokan dan industri dan mendorong dimulainya kembali pekerjaan dan produksi akan membantu menstabilkan entitas pasar dan melindungi pasar tenaga kerja," kata Wang dari Caixin Insight Group, menambahkan bahwa mereka juga harus membagikan subsidi untuk orang-orang yang pendapatannya terkena dampak COVID.

PMI komposit Caixin Mei, yang mencakup aktivitas manufaktur dan jasa, naik menjadi 42,2 dari 37,2 bulan sebelumnya. Aktivitas pabrik menyusut kurang tajam pada Mei tetapi masih mencatat kemerosotan terbesar kedua sejak Februari 2020, menunjukkan pemulihan masih rapuh.

PMI Caixin disusun oleh S&P Global dari tanggapan terhadap kuesioner yang dikirim ke manajer pembelian di China.

Baca juga: Saham China dibuka lebih tinggi, indeks Shanghai menguat 0,05 persen
Baca juga: Yuan melonjak 404 basis menjadi 6,6691 terhadap dolar AS
Baca juga: Aktivitas jasa China turun pada tingkat tertajam kedua dalam catatan

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022