Jakarta (ANTARA) - Hingga hari ketiga operasional haji 1443 Hijriah/2022 Masehi, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah telah merawat empat jamaah calon haji yang sakit.

"Di hari ketiga ada empat pasien, dua rawat inap dan dua rawat jalan," kata Ketua KKHI Madinah Enny Nuryanti seperti dikutip dari Media Center Haji di Madinah, Senin.

Enny menjelaskan pasien rawat inap tersebut, karena ada keluhan sesak dan didiagnosa bronkitis dengan dehidrasi sedang serta seorang lagi dengan Ca serviks dengan keluhan nyeri kepala.

Baca juga: Kantor Kesehatan Haji Madinah siap layani jamaah haji Indonesia

Sedangkan pasien yang rawat jalan seorang karena kaki melepuh dan lainnya, karena jamur. Kemungkinan karena pemakaian baju terlalu lama. Keduanya sudah dikembalikan ke kloter masing-masing.

Enny mengatakan KKHI Madinah diperkuat oleh 76 petugas terdiri atas 15 dokter umum, 15 dokter spesialis, 20 perawat dan selebihnya tenaga kesehatan lainnya.

Selain itu, KKHI juga dilengkapi peralatan yang memadai untuk merawat jamaah yang sakit. Selain di KKHI, setiap kloter juga didampingi oleh seorang dokter dan perawat. Di setiap sektor juga disediakan ambulans.

KKHI membagi tiga kategori jamaah risiko tinggi, yaitu berusia 60 tahun ke atas dengan komorbid, usia 60 tahun ke bawah dengan satu komorbid dan 60 tahun ke bawah dengan dua komorbid.

Untuk memantau pasien risiko tinggi (risti), sebanyak 3.000 jamaah risti dibekali gelang yang terkoneksi dengan TeleJamaah, aplikasi yang dapat mempermudah petugas kesehatan dalam memantau kondisi kesehatan jamaah haji berisiko tinggi.

Baca juga: 4 orang jemaah haji asal Riau dan Jambi dirawat di RSAS

Baca juga: Kementerian Kesehatan Arab Saudi selesaikan persiapan Hari Arafah


"Kita tahu bahwa di kloter disiapkan satu dokter dan perawat, kalau jamaah sakit bisa menghubungi dokter atau bisa juga lewat TeleJamaah ada tombol panic button yang otomatis terkoneksi dengan TelePetugas, ada notifikasi dimana jamaah itu berada," kata Enny.

KKHI juga membagi pasien untuk rujukan, yaitu kategorikan status hijau untuk yang tidak darurat seperti tidak ada gangguan jalan napas, kuning bagi pasien dengan komorbid, tapi tidak mengancam jiwa dan merah bagi pasien yang mengancam jiwa seperti ada gangguan napas dan jantung.

Alur penanganan jamaah yang sakit pertama ditangani oleh dokter di kloter masing-masing, jika perlu rujukan dapat dirujuk ke KKHI bagi pasien kategori hijau dan kuning, namun bagi pasien kategori merah bisa langsung dirujuk ke RS Arab Saudi.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022