Jakarta (ANTARA) - Untuk pertama kalinya sejak 2010, arena TD Garden di Massachusetts, akan menggelar pertandingan Final NBA di mana Boston Celtics bakal menjamu Golden State Warriors untuk Gim 3 pada Rabu waktu setempat (Kamis WIB).

Publik tuan rumah punya kenangan cukup manis dari dua gim final terakhir di TD Garden, di mana Celtics mampu mengalahkan Los Angeles Lakers meski kemudian harapan menjadi juara NBA 2019-2020 kala itu raib karena dua kekalahan di Staples Center.

Kini, Celtics pulang ke kandang mereka dengan kepercayaan diri yang relatif terjaga meskipun kalah melawan Warriors di Gim 2 tapi kedudukan seri saat ini masih berimbang 1-1.

Celtics tentu berharap publik TD Garden dapat menciptakan atmosfer yang bisa membantu mereka kembali memimpin dalam seri ini.

Baca juga: Celtics curi Gim 1 dari Warriors lewat momentum kuarter keempat
Baca juga: Warriors bangkit di Gim 2 untuk samakan kedudukan dengan Celtics


Musim ini Celtics punya catatan menang kalah 5-4 dalam fase playoff di TD Garden, bukan sebuah rekor yang amat mentereng, tapi jeda 12 tahun tentu akan membuat publik Boston begitu antusias menyambut kembalinya final ke arena itu.

Derrick White, sebagai rekrutan anyar Celtics yang tiba pada tenggat transaksi Februari lalu, mengakui bahwa ia sudah merasakan langsung atmosfer yang diciptakan publik TD Garden dan berharap itu semua bisa dilampaui ketika gim final kembali ke sana untuk pertama kalinya sejak 2010.

"Sungguh luar biasa bermain di sini sejak saya tiba dan sepanjang fase playoff ini," kata White dikutip dari situs resmi Celtics, Rabu.

"Saya sudah tahu bahwa para penggemar Boston akan meningkatkan antusiasme mereka ketika playoff, apalagi gim Final. Saya tak sabar merasakannya, dan saya tahu rekan-rekan yang lain juga sangat menikmati bermain di hadapan orang-orang ini," ujarnya menambahkan.

Setelah sukses mencuri kemenangan di Gim 1, Celtics gagal mengulangi kebangkitan kuarter keempat di Gim 2 dan menelan kekalahan cukup telak 88-107.

Celtics punya rekor bagus selalu berhasil meraih kemenangan tiap kali menelan kekalahan di pertandingan sebelumnya sepanjang playoff ini dan hal itu tentunya ingin dijaga oleh Marcus Smart dkk.

"Pesaing manapun akan mengatakan ketika Anda dipukul di mulut seperti itu hanya ada satu cara untuk merespons," kata Smart.

"Dan jika Anda tidak benar-benar siap melakukannya, Anda tidak berhak berada di panggung ini. Ini adalah panggung di mana kami harus siap mempertaruhkan segalanya untuk tim dan kemenangan."

Baca juga: Debut bareng Celtics tergesa-gesa, Derrick White tetap gembira

Rekor tandang Warriors

Sementara Celtics bersiap dihujani atmosfer sarat dukungan dari publik TD Garden, Warriors akan menyambut Gim 3 dengan modal rekam jejak positif di playoff musim ini, di mana mereka selalu memenangi gim tandang pertama di tiap seri.

Hal itu semakin ditajamkan dengan catatan bahwa sejak ditangani pelatih kepala Steve Kerr, Warriors setidaknya memenangi satu gim tandang di tiap 23 seri playoff.

"Itu tidak ada kaitannya dengan strategi. Semuanya tentang memiliki tim berisikan banyak talenta dan orang-orang yang kompetitif. Itu kombinasi penting untuk menang gim playoff tandang," kata Kerr.

Stephen Curry masih jadi mesin pencetak angka utama Warriors di dua gim pertama Final NBA dan semakin mendekati mimpinya untuk meraih trofi Pemain Terbaik (MVP) Final pertamanya.

Curry, yang mencetak 34 poin di Gim 1 dan 29 poin di Gim 2, menegaskan bahwa gim tandang selalu menghadirkan tantangan tersendiri tapi ia berharap mampu mengatasi itu semua, demikian juga rekan-rekannya.

"Berada di atmosfer yang sarat tekanan menjadi ujian bagi Anda, di saat bersamaan adalah dorongan. Pengalaman kami akan berbicara di waktu yang tepat. Tentu saja di situasi sekarang, wajib bagi kami untuk menang agar bisa menjadi juara. Kami harus siap menghadapi tantangan itu," kata Curry.

Baca juga: Stephen Curry yakin Warriors bisa bereaksi positif di Gim 2 Final NBA

Tanda tanya kuarter ketiga

Kepiawaian Warriors menguasai kuarter ketiga tampaknya masih menjadi tantangan terbesar bagi Celtics untuk diatasi. Di Gim 1 Celtics kalah perebutan poin 24-38 dari Warriors dan hal itu kian memburuk jadi 14-35 di Gim 2.

Kuarter ketiga Gim 2 ditutup dengan sebuah buzzer-beater yang dilesakkan secara gemilang oleh Jordan Poole untuk membuat Warriors menegaskan keunggulan 87-64.

Berbeda dari Gim 1 ketika Celtics mampu bangkit membalikkan keadaan di kuarter keempat, Gim 2 hal itu gagal diulangi dan mereka harus menyerahkan kemenangan kepada Warriors.

Dalam beberapa kesempatan pelatih kepala Celtics Ime Udoka turut mengakui penguasaan kuarter ketiga sebuah pertandingan adalah salah satu keahlian khusus Warriors yang juga diakui banyak pihak.

Tentu saja, Celtics tidak perlu berjibaku untuk menciptakan momentum kebangkitan di periode pemungkas Gim 3 besok apabila mereka mampu mengungguli Warriors di tiga kuarter awal bahkan bila memungkinkan mengambil kendali permainan kuarter ketiga.

Baca juga: Warriors kalah tapi Klay Thompson geser rekor LeBron James


Efisiensi penguasaan bola

Sejumlah statistik Celtics di Gim 2 terjun bebas dibandingkan kisah heroik mereka saat merebut kemenangan Gim 1.

Salah satu yang paling mencolok adalah rasio kehilangan bola (turnover) mereka mencapai 19,4 persen atau kedua terburuk bagi Celtics sepanjang playoff musim ini setelah Gim 3 final Wilayah Timur melawan Miami Heat yang mencapai 25,5 persen.

Secara keseluruhan sepanjang Gim 2, Celtics tercatat melakukan 18 kali turnover yang 15 di antaranya dalam situasi bola hidup dan itu semua mampu dimanfaatkan oleh Warriors untuk meraup 33 poin tambahan.

Udoka menilai bahwa para pemainnya sedikit melakukan satu langkah terlalu banyak dalam upaya menembus pertahanan Warriors adalah salah satu alasan tingginya jumlah turnover di Gim 2.

"Kebanyakan adalah situasi penetrasi yang berlebihan, membuat mereka terjebak memegang bola di kerumunan lawan," kata Udoka.

"Kami tidak bisa membuat permainan sederhana. Jika Anda membandingkan dengan Gim 1, kami mencatatkan 33 assist dari 43 kali mencetak angka, mengalirkan bola dengan tajam dan mulus, tanpa terjebak di kerumunan, membuat beberapa pemain memperoleh celah tripoin sementara lawan memadati paint area," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Pemain Celtics suarakan dukungan bagi bintang WNBA Griner yang ditahan


Keselarasan dan berbagi beban

Bintang utama Celtics Jayson Tatum mengalami dua penampilan yang cukup kontradiktif antara Gim 1 dan Gim 2.

Di Gim 1 Tatum mengalami malam menembak yang buruk hanya melesakkan tiga dari 17 percobaan terbukanya dan berakhir dengan 12 poin, tapi Celtics menang dan 13 assist yang dikirimkan jadi cara lain baginya berkontribusi.

Tembakan tatum lebih baik di Gim 2 dengan delapan kali keberhasilan dari 19 percobaan dan berakhir dengan 28 poin, tapi distribusinya menurun drastis hanya menjadi tiga poin.

Di Gim 2, Tatum juga tak banyak mendapat bantuan dari rekan-rekannya di mana hanya Jaylen Brown dan Derrick White yang mencapai dua digit poin, masing-masing 17 dan 12.

Raihan Brown dan White sudah turun dibandingkan Gim 1, tapi penurunan kontribusi yang lebih mencolok dirasakan oleh Al Horford dan Marcus Smart yang di Gim 2 sama-sama hanya mencapai dua poin.

Keselarasan kontribusi penampilan jelas diperlukan oleh Celtics demi membagi beban memasok angka tidak semata-mata berada di pundak Tatum untuk Gim 3 esok.

Tatum tak menuntut rekan-rekannya untuk mencatatkan kontribusi besar yang bisa terlihat di statistik pertandingan, tapi ia mengajak mereka untuk mengerahkan semua kemampuan di atas lapangan.

"Saya pikir ketika memiliki kesempatan emas di depan mata, Anda harus berusaha memanfaatkannya. Anda tidak ingin berakhir menyesal di ujung jalan. Menang atau kalah, Anda ingin mereka sudah memberikan segalanya. Hanya itu yang saya minta ke semua rekan-rekan," katanya.

Baca juga: Jayson Tatum siap bangkit di Gim 2 Final NBA
Baca juga: Komisioner NBA fokus jaga kesetaraan peluang di liga

Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022