Bogor (ANTARA) - PAM Jaya masih membutuhkan tambahan layanan akses air bersih sebanyak 36 persen untuk dapat melayani hingga 100 persen masyarakat DKI melalui akses air perpipaan sesuai dengan target yang ditetapkan pada tahun 2030.

"Saat ini PAM Jaya sudah memberikan pelayanan akses air bersih melalui perpipaan kepada masyarakat sekitar 64 persen, sedangkan 36 persen lainnya masih belum terlayani," kata Direktur Pelayanan PAM Jaya, Syahrul Hasan dalam sebuah webinar "Kapan Sumber Air Bersih di Jakarta Bisa Diandalkan?" yang dikutip dari YouTube live, Kamis.

Menurut Syahrul Hasan, persoalan yang dihadapi PAM Jaya untuk meningkatkan layanan akses air bersih tersebut terutama masih kurangnya sumber air baku.

"Sumber-sumber air baku di Jakarta seperti sungai, danau maupun embung, tidak bisa memenuhi pasokan untuk 36 persen warga yang belum terlayani, karena belum memenuhi syarat," katanya.

Dia menjelaskan, untuk memenuhi target pelayanan 100 persen pada 2030, tidak bisa dilakukan sendiri oleh PAM Jaya tapi harus ada kerja sama serta bantuan dari para pihak terkait.

Menurut dia, dibutuhkan kerja sama dari banyak pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga swasta, agar 36 persen warga ibu kota yang belum terlayani bisa mendapatkan akses air bersih perpipaan.

"Swasta dimungkinkan terlibat, apakah pada pengelolaannya atau didistribusinya," katanya.

Sementara itu, mantan Direktur Utama PAM Jaya, Erlan Hidayat, dalam forum yang sama mengatakan, target melayani 99 persen kebutuhan akses air bersih warga DKI Jakarta pada 2030, bisa saja dapat dipenuhi dengan catatan PAM Jaya harus bekerja keras memaksimalkan semua potensi yang ada.

"Semua proyek-proyek water "treatment plant" atau IPA dikerjakan berikut pembangunan jaringannya," katanya.

PAM Jaya juga disarankan untuk terus meminimalisasi "Non-revenue water" atau kebocoran air dalam perpipaan sebelum sampai ke konsumen yang disebutnya masih pada kisaran 44 persen hingga 48 persen.

Namun, Erlan juga mengindikasikan agak pesimistis target pelayanan 100 persen air bersih tersebut dapat terpenuhi.

Dia memberikan gambaran, layanan air bersih dari PAM Jaya kepada konsumen, selama 23 tahun sejak 1997 hingga 2020 hanya naik 1.125 liter per detik, dari 18.225 liter per detik menjadi 19.350 liter per detik.

"Kenaikan volume air bersih sekitar 1.000 liter per detik itu dicapai dalam waktu 23 tahun, padahal tahun 2030 itu hanya sekitar delapan tahun lagi," katanya.

Menurut dia, kebutuhan air bersih masyarakat DKI Jakarta terus meningkat, sedangkan tambahan air bersih yang dihasilkan PAM Jaya sangat sedikit. "PAM Jaya harus bekerja lebih keras memaksimalkan semua potensi yang ada," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022