Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan Konferensi Dua Tahunan Southeast Asia Studies in Asia (SEASIA) ke-4 pada 2022 fokus kepada upaya pemulihan ekonomi dan kehidupan sosial Asia Tenggara dari pandemi COVID-19.

"Konferensi Dua Tahunan SEASIA ke-4 tahun 2022 ini dibangun di atas momentum untuk mengatasi tantangan pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam sambutannya di acara pembukaan Konferensi SEASIA ke-4 2022 yang dipantau secara virtual di Jakarta, Kamis.

Konferensi dua tahunan SEASIA adalah konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Konsorsium Studi Asia Tenggara di Asia (SEASIA), yang terdiri dari tiga belas lembaga pendidikan dan penelitian terkemuka di kawasan Asia.

Konferensi SEASIA ke-4 yang berlangsung pada 9-11 Juni 2022 di Jakarta dan bertemakan Mengelola Gangguan, Mengembangkan Ketahanan untuk Asia Tenggara yang Lebih Baik itu diadakan oleh Organisasi Riset Ilmu Sosial dan Humaniora BRIN.

Baca juga: BRIN: Indonesia sebagai jalan raya genetik kuno hubungkan Asia-Pasifik

Baca juga: BRIN: Talenta muda bantu atasi masalah daerah dengan riset dan inovasi


Konferensi SEASIA ke-4 akan membahas upaya untuk menjawab perkembangan dan tantangan terkini yang dialami negara-negara di Asia Tenggara terkait dinamika politik, ekonomi, sosial budaya di kawasan, termasuk dampak pandemi COVID-19. yang melanda negara-negara di kawasan.

Konferensi tersebut bertujuan untuk menyelidiki tantangan dan prospek negara-negara Asia Tenggara dalam mengelola gangguan dan mengembangkan ketahanan dalam menghadapi kesehatan global, perubahan iklim dan lingkungan, serta pembangunan sosial ekonomi, budaya, dan politik.

Handoko optimistis Konferensi SEASIA ke-4 akan memberikan kesempatan unik untuk membahas penelitian dan tanggapan kebijakan untuk dunia pasca-COVID-19.

Konferensi SEASIA ke-4 juga memiliki tujuan untuk melakukan analisis kritis terhadap isu-isu ekonomi, sosial, sejarah, seni, budaya, warisan, agama, politik, hak asasi manusia, dan hubungan internasional di negara-negara Asia Tenggara.

Selain itu, konferensi itu juga bertujuan untuk menyediakan platform untuk dialog, berbagi pengalaman dan pembelajaran, serta untuk membangun jaringan internasional di antara para sarjana Studi Asia Tenggara.

Handoko mengatakan pandemi COVID-19 telah membalikkan banyak pencapaian Asia Tenggara yang diperoleh dengan susah payah dalam mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, dengan orang miskin dan rentan sangat terpukul.

Pandemi COVID-19 menjadikan negara-negara Asia Tenggara menghadapi tantangan terkait dinamika politik, regional, sosial ekonomi, dan budaya.

Tantangan tersebut juga dipicu dari dampak transformasi digital dan diperkuat oleh tren global yang sedang berlangsung, seperti perubahan demografis, urbanisasi yang cepat, peningkatan migrasi internasional, dan ketergantungan yang kuat pada teknologi digital.

Ketika negara-negara mulai bertransisi ke dunia pasca-pandemi, Konferensi Dua Tahunan SEASIA ke-4 diadakan untuk membahas pengalaman, inovasi, dan solusi yang dapat memulihkan ekonomi dan kehidupan sosial, untuk meletakkan dasar bagi pemulihan yang adil dan berkelanjutan.

Konferensi SEASIA telah berlangsung sejak 2015 di Kyoto, Jepang, 2017 di Bangkok, Thailand, 2019 di Taiwan, China, dan berlanjut pada 2022 di Jakarta, Indonesia.

Konferensi tersebut merupakan forum akademik bagi para sarjana, peneliti, dan praktisi dari Asia dan kawasan lain untuk memperkaya dan berbagi pengetahuan dan isu-isu strategis kontemporer di Asia Tenggara.

Baca juga: BRIN: Penguatan komunitas maritim dukung kelestarian sumber daya laut

Baca juga: BRIN kembangkan basis data talenta muda Indonesia

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022