Pangkalpinang (ANTARA News) - Pernak-pernik untuk memperingati Hari Raya Imlek di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mulai diburu masyarakat Tionghoa setempat untuk menghiasi rumah dan tempat ibadah di daerah itu.

"Masyarakat lebih awal membeli pernak-pernik Imlek karena takut tidak mendapat hiasan kesukaan mereka," ujar penjual pernak-pernik Imlek di Jalan Ahmad Yani, Pangkalpinang, Asaw, di Pangkalpinang, Minggu.

Menurut dia, berjualan hiasan Imlek terserbut sudah lama dilakoninya dan pada Imlek 2012 ia mulai berjualan sejak satu minggu yang lalu dan respon masyarakat juga sangat bagus untuk menyambut Imlek pada 23 Februari 2012.

Walaupun para pedagang yang lain mengeluh dengan penghasilan yang menurun dari biasanya karena pengaruh anjloknya harga timah, tetapi untuk penjulan musiman hiasan imlek tidak berpengaruh karena masyarakat Tionghoa sadar ini merupakan kegiatan hari raya untuk membuktikan ketulusan dan keiklasan terhadap Tuhan.

Sementara itu, penjulan hiasan Imlek sangat berpengaruh pada musim hujan, karena masyarakat tidak bisa keluar untuk mencari hisan tersebut dan pada saat hujan penjualan sangat minim dibanding dengan cuaca cerah.

Penjulan untuk minggu ini mencapai Rp900 ribu hingga Rp1 juta per hari dan biasanya mulai ramai pembeli satu minggu menjelang Imlek.

"Hiasan yang dijual antara lain miniatur bunga atau dalam istilah warga Tionghoa kembang mehwa yang berarti kebang rejeki yang paling banyak diburu masyarakat," ujarnya.

Ia mengatakan, hiasan yang lainnya pohon tinggi, buah dewa, bunga teratai, lampion, tenong dan gantungan-gantungan.

Harga hiasan yang paling murah Rp20 ribu dan yang paling mahal mencapai Rp600 ribu per hari.

Sementara itu, Aming penjual pernak-pernik di Jalan Jendral Sudirman, Pangkalpinang, mengatakan, penjualan pernak-pernik untuk memperingati Hari Raya Imlek sudah mulai diburu masyarakat seperti lampion dan hisan gantung.

Barang-barang yang dijual adalah jenis lampion, hiasan gantung, parsel dan omset penjulan mencapai Rp500 ribu hingga Rp600 ribu per hari.

"Harga hisan paling murah yaitu Rp35 ribu dan yang paling mahal Rp100. Untuk saat ini yang paling diminati masyarakat adalah lampion," ujarnya.

Sementara itu, pengalaman tahun sebelumnya penjulan sangat menggiurkan mencapai Rp5 juta per hari, sedangkan untuk sekarang belum bisa dipastikan akan tetapi para pedagang berharap penghasilan bisa melebihi dari tahun-tahun sebelumnya. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012