Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Roma, Italia menyatakan bahwa 170 warga negara Indonesia (WNI) selamat dan 40 penumpang hilang bukan WNI, demikian pernyataan pers yang diterima ANTARA, Senin pagi.

"Wakil dari perusahaan, Brancaleoni, memberi informasi bahwa 40 penumpang yang belum ditemukan telah dipastikan tidak ada yang berkewarganegaraan Indonesia," kata Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Roma, Priyo Iswanto, Minggu malam (15/1).

KBRI Roma juga telah bekerja sama dengan pejabat pemerintah setempat dan berhasil mengidentifikasi 80 ABK WNI di tiga hotel di kota Grosseto, Italia, antara lain Hotel Leopoldo Grosseto (35 orang), Hotel Nuovo Grosseto (33 orang), Hotel Fattoria la Principina (12 orang). Sementara tiga ABK lagi masih berada di sebuah hotel yang belum diketahui namanya di Kota Grosseto.


Dipulangkan

Sementara itu, Minister Counsellor Fungsi Penerangan KBRI Roma, Musrifun, menegaskan bahwa pihak perusahaan yang membawahi ABK tersebut akan memulangkan mereka ke Indonesia. Musrifun juga meminta perusahaan itu untuk memberikan hak gaji para ABK sebelum dipulangkan ke tanah air.

KBRI di Roma juga akan memberikan kemudahan bagi para WNI yang selamat dengan membantu proses pembuatan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP).

"Mereka banyak kehilangan paspor, jadi kita akan membantu pengurusan SPLP," kata Musrifun.

Kapal Pesiar Costa Concordia, Jumat malam (13/1), menabrak karang hingga mengakibatkan lambung kapal robek sepanjang 70 meter. Kapal tersebut setengah tenggelam di perairan dangkal di dekat Pulau Giglio, sebuah tempat wisata yang berada 25 kilometer di lepas pantai Italia barat.

Saat kecelakaan terjadi, kapal yang memiliki panjang 290 meter itu sedang mengangkut lebih dari 4.200 penumpang dari 60 negara dan wilayah.

Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Indonesia memberitahukan bahwa KBRI di Roma telah membuka layanan "hotline" khusus bagi masyarakat yang ingin mengetahui kondisi kerabat mereka di nomor +39-06-420033101.

(F013/A011)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012