Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto meyakini dampak krisis di Eropa dan AS terhadap pertumbuhan Indonesia tidak begitu berpengaruh.

"Saya kira tidak terlalu berpengaruh," kata Suryo di Jakarta, Selasa.

Hal ini karena pertumbuhan ekonomi yang didorong dari dalam negeri masih jauh lebih tinggi dibandingkan dari ekspor dan impor yang mungkin terkena dampak krisis di Eropa dan AS tersebut.

Ia mengatakan, kontraksi ekonomi yang terjadi di AS dan Eropa kemungkinan membuat impor ke Indonesia menjadi menurun. Namun di sisi lain, ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut diperkirakan akan tetap.

"Kalau ekspor-impor yang sekarang saya kira kemungkinan untuk terganggunya agak kecil ya, karena kita kan mengekspor produk-produk barang mentah yang sangat diperlukan," katanya.

Dengan demikian, ia menyakini, ekspor Indonesia yang dibutuhkan untuk industri disana tetap baik.

Disisi lain, menurut dia, pasar dalam negeri masih memiliki potensi yang besar.

"Kita beruntung juga bahwa pasar dalam negeri kita ini begitu besar, begitu luas," katanya.

Pasar dalam negeri ini, menurut dia, dapat menjadi penggerak perekonomian. Untuk itu, ia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012 sebesar 6,2 - 6,5 persen.

Ia menambahkan, pemerintah juga perlu mendorong pertumbuhan industri. Diantaranya dengan mengurangi hambatan-hambatan seperti pembangunan infrastruktur dan menurunkan suku bunga perbankan.

Menurut dia, pemerintah perlu mendorong pembangunan infrastruktur dengan menggunakan dana-dana yang menganggur di berbagai lembaga publik seperti Jamsostek, Asabri dan Sertifikat Bank Indonesia.

Kadin, menurut dia, juga mengusulkan adanya lembaga pembiayaan infrastruktur baik berupa `infratructure fund` ataupun Bank Infrastruktur.

Selain itu, Kadin juga meminta agar suku bunga perbankan yang masih tinggi saat ini dapat diturunkan. Menurut dia, tingginya suku bunga pinjaman perbankan menjadi salah satu hambatan bagi pertumbuhan industri.
(T.M041/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012