Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai kualitas pertumbuhan ekonomi pada 2011 membaik dibanding tahun 2010, dari sisi besaran pertumbuhan dan peningkatan PDB sektoral.

Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia yang dikutip dari Website BI di Jakarta, Kamis menyebutkan pertumbuhan PDB sektoral tahun 2011 membaik dibandingkan tahun sebelumnya yang didukung oleh
membaiknya aktivitas ekonomi domestik dan terbatasnya dampak perlambatan perekonomian dunia.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2011 mencapai 6,5 persen atau meningkat dibanding 2010 sebesar 6,1 persen.

Laporan itu menyebutkan, pertumbuhan ekonomi yang meningkat terutama didorong oleh kinerja sektor industri pengolahan pada sektor "tradables" yang meningkat, di samping masih tingginya kinerja
sektor "nontradables".

Sektor industri pengolahan tumbuh 6,1 persen, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 4,5 persen yang berasal dari meningkatnya pertumbuhan subsektor alat angkut, subsektor makanan dan minuman, dan subsektor tekstil yang sekaligus merupakan tiga subsektor terbesar.

Pada sektor non tradables, kinerja yang meningkat terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), sektor keuangan, persewaan, dan jasa, serta sektor jasa-jasa.

Sektor PHR tumbuh meningkat menjadi 9,4 persen dari 8,7 persen sejalan dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga. Sementara sektor keuangan, persewaan, dan jasa tumbuh menjadi 7,0 persen dari 5,7 persen sejalan dengan pertumbuhan kredit yang meningkat.

Secara umum, sumber pertumbuhan ekonomi berasal dari sektor industri pengolahan, sektor PHR, dan sektor pengangkutan dan komunikasi.

BI juga menilai konsumsi Pemerintah selama tahun 2011 tumbuh lebih baik, dengan realisasi total belanja pemerintah sampai dengan akhir Desember 2011 mencapai 97,6 persen, lebih tinggi dari penyerapan tahun 2010 sebesar 92,5 persen.

Komponen konsumsi pemerintah yang daya serapnya paling tinggi adalah belanja pegawai, subsidi, dan pembayaran bunga. Secara nominal, realisasi belanja Pemerintah mencapai Rp1.289,6 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang sebesar Rp1.042,1 triliun.
(T.D012/S025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012