ini virus messenger mRNA jadi dia sifatnya memang akan bermutasi setiap saat
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia Iris Rengganis mengatakan vaksinasi memenuhi suatu kekebalan, terutama dalam menghadapi varian baru COVID-19 termasuk subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang dilaporkan Kementerian Kesehatan masuk Indonesia.

Iris dalam gelar wicara "Tangkal Virus Yang Bermutasi dengan Vaksin Booster," diikuti secara daring di Jakarta, Senin, mengatakan vaksinasi tetap harus dijalankan sampai tahap penguat, atau booster, meski adanya mutasi virus tentu saja mengurangi efektivitas vaksin.

Tetapi, ia menegaskan, vaksin tetap dapat mengurangi angka kesakitan, perawatan di rumah sakit, juga akan menurunkan angka kematian.

"Seandainya adanya orang itu sudah divaksin dua kali atau booster lengkap tiga kali, berarti dia sudah memenuhi satu kekebalan walaupun tidak sempurna. Tetapi tetap bisa melindungi dirinya disamping protokol kesehatan yang harus dijalankan," kata dia.

Iris mengatakan meskipun seseorang tertular setelah vaksinasi, tetapi tidak berat bilamana dibandingkan orang yang tidak divaksinasi sama sekali, sehingga anjuran vaksinasi tetap dijalankan.
 
Baca juga: Epidemiolog sebut BA.4 dan BA.5 punya peluang picu gelombang lanjutan

Iris mengatakan meski Indonesia sudah berstatus endemi, virus COVID-19 tetap bermutasi.

"Dan kita jangan mengharapkan apa namanya total tidak mutasi, karena ini virus messenger mRNA jadi dia sifatnya memang akan bermutasi setiap saat, itu sudah dari penciptanya ya," kata Iris.

Sehingga menurutnya, masyarakat diharapkan jangan lengah walaupun subvarian BA.4 dan BA.5 mirip dengan Omicron, cepat tapi ringan, tetap harus diwaspadai.

"Karena vaksinasi bukan segalanya itu hanya salah satu upaya meningkatkan herd immunity," kata dia.

Baca juga: Kemenkes minta masyarakat waspada BA.4 dan BA.5 karena masih pandemi

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022