Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan para talenta digital agar tetap bisa tetap menjaga sisi humanis di tengah masifnya adaptasi teknologi digital yang serba canggih.

Menurut dia, para talenta digital sebaiknya tidak meninggalkan kultur dan rasa kemanusiaan yang menjadi akar dan tradisi dari masyarakat Indonesia.

Baca juga: Tokopedia Care diresmikan di Yogyakarta perkuat layanan bagi konsumen

"Ini memang proses yang harus dijalani dan tidak perlu takut dan khawatir. Kita memang harus membuka diri pada digitalisasi dan teknologi, bukan memasang tembok tebal di depan muka kita. Namun kita harus melihatnya sebagai cara untuk bertahan bukan hancur karena itu," kata Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam konferensi pers di Sleman City Hall, Rabu.

Pandemi COVID-19 memang menjadi salah satu katalis yang mempercepat momentum transformasi digital tidak hanya di Indonesia namun juga secara global.

Kini hampir seluruh masyarakat dunia mau tidak mau harus terampil dalam memanfaatkan perangkat teknologi dan pengembangan digital lainnya agar bisa bertahan dan tetap produktif.

Baca juga: Pemerintah sediakan program stimulan untuk siapkan talenta digital

Namun di tengah adopsi teknologi yang masif itu, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengharapkan agar talenta digital Indonesia tidak kehilangan sentuhan humanis insan manusia sebagai makhluk sosial.

Talenta digital di Indonesia harus bisa secara bijak memanfaatkan teknologi digital dan momentum transformasi digital dengan mempertahankan akar budaya di Tanah Air.

"Kita harus mewaspadai bahwa teknologi dan digitalisasi itu hanya sebagai alat yang membawa kemudahan pada hidup dan jangan sebaliknya kita mengabdi pada alat itu, Sebisa mungkin kita harus bisa tetap menghargai budaya, kultur, dan nilai- nilai kita sebagai makhluk sosial," katanya.

Talenta digital di Indonesia diproyeksikan akan terus berkembang sejak momentum transformasi digital dicanangkan di 2021.

Diproyeksikan dalam 15 tahun ke depan Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital untuk memenuhi kebutuhan industri dan untuk itu Pemerintah Indonesia secara fokus sejak tahun lalu menghelat banyak penciptaan talenta digital dari berbagai program mulai dari tingkat dasar hingga lanjutan.

Ada pun program itu di antaranya untuk tingkat dasar berupa Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN), lalu untuk tingkat menengah dihadirkan program Digital Talent Scholarship (DTS), dan untuk program lanjutan dihadirkan program Digital Leadership Academy (DLA).



Baca juga: Menkominfo: Ruang digital harus bermanfaat

Baca juga: Tiga langkah Kominfo ciptakan ekosistem digital inklusif dan optimal

Baca juga: Kurangnya SDM jadi tantangan transformasi digital

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022