Baghdad (ANTARA News/AFP) - Sejumlah ledakan bom mobil di daerah-daerah Syiah Baghdad, Selasa menewaskan setidaknya sembilan orang dan mencederai lebih dari 60 lainnya,kata seorang pejabat kementerian dalam negeri.

Dua bom meledak dalam selang setengah jam di pangkalan Syiah Kota Sadr ibu kota itu, menewaskan enam orang dan mencederai 32 orang lainnya, kata pejabat itu.

Bom pertama menghantam satu kelompok pekerja sekitar pukul 06.45 waktu setempat (10.45 WIB) sementara bom kedua meledak dekat satu toko roti. Diantara mereka yang cedera itu dua adalah wanita dan seorang anak-anak.

Bom ketiga meledak di Shula, distrik utara ibu kota itu , menewaskan dua orang dan mencederai 16 orang, sementara seorang lagi tewas dan 13 orang lainnya cedera di permukiman Al-Hurriya, kata pejabat itu.

Ledakan-ledakan Bom-bom iu adalah rangkaian terbaru serangan-serangan terhadap kaum Syiah, yang meningkat sejak pasukan AS merampungkan penarikan mereka dari Irak pada 18 Desember.

Walaupun aksi kekerasan d Irak menurun tajam dari puncaknya tahun 2006 dan 2007, serangan-serangan sering terjadi, dan lebih dari 200 orang tewas sejak penarikan pasukan AS.

Penarikan pasukan itu bertepatan dengan krisis politik di Irak, yang melibatkan pemerintah yang dipimpin Syiah melawan blok utama yang didukung Sunni yang menuduh Perdana Menteri Nuri al-Maliki memusatkan kekuasaan.

Mencerminkan ketegangan sekarang,forum jihadis Honein mengirim satu pesan, Senin berikrar akan melanjutkan serangan-serangan terhadap kelompok-kelompok Syiah.

Serangan-serangan "terhadap Rawafid (nama yang digunakan kelompok Sunni bagi kaum Syiah) akan dilajutkan." kata kelompok Negara Islam di Irak yang punya hubungan dengan Al Qaida dalam satu pernyataan, sementara mengaku bertanggung jawab bagi serangan-serangan terhadap para peziarah Syiah bulan lalu.

"Singa-singa Negara Islam Irak tidak akan menghentikan operasi-operasi mereka selama pemerintah Safavid meneruskan perangnya. Kami akan membanjiri sungai-sungai dengan darah mereka sebagai tindakan balasan."

Kelompok jihadis sering meminta bantuan pada Safavid Iran, mengacu pada dinasti Syiah yang memerintah Persia antara abad ke-16 dan 18, dan menaklukkan bagian Irak, sementara mengecam pemerintah Baghdad, yang mereka katakan dikuasai Teheran.
(H-RN/B002) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012