Mikrozonasi ini bisa memberikan informasi zona yang potensi berdampak
Pangururan (ANTARA) - Tim dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan kunjungan kerja sekaligus memaparkan kajian mikrozonasi bahaya gempa bumi di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Plt. Kepala Puslitbang BMKG Dr. Supriyanto Rohadi, Kamis, menjelaskan kegiatan mikrozonasi ini dilakukan dengan tujuan memetakan daerah berdasarkan lapisan batuan, melakukan analisis tingkat bahaya di Samosir berdasarkan analisis data microtremor dan alat lainnya.

Ia menyampaikan bahwa Indonesia rawan bencana, karena Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni Eurasia, Indo-Australia dan Lempeng Pasifik.

Sebanyak 80 persen dari wilayah Indonesia, terletak di lempeng Eurasia, yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Banda. Lempeng benua ini hidup, setiap tahunnya mereka bergeser atau menumbuk lempeng lainnya dengan jarak tertentu.

Baca juga: BMKG catat periode Januari-11 Mei 2021 terjadi 142 gempa di Samosir

Baca juga: Penelitian awal gempa Samosir digagas bersama BMKG-USK-Aceh Besar


Kawasan Pulau Samosir dan Danau Toba yang berada di jalur sesar Sumatera yang masih aktif, tentu memiliki potensi kerawanan gempa. BMKB mencatat selama periode Januari - Mei 2021, Danau Toba dan Pulau Samosir pernah diguncang gempa sebanyak 142 kali.

"Mikrozonasi ini bisa memberikan informasi zona-zona yang mempunyai potensi berdampak dan zona relatif aman akibat ancaman bahaya gempa bumi (getaran gempa bumi) yang disajikan dalam bentuk informasi spasial (ruang) dengan skala mikro atau kecil," katanya.

Sementara Pj. Sekda Samosir, Hotraja Sitanggang mengatakan berdasarkan penelitian bahwa Danau Toba merupakan kaldera yang terbentuk akibat meletusnya Gunung Toba sekitar tiga kali yang pertama 840 ribu tahun lalu dan yang terakhir 74.000 tahun lalu, kemudian membentuk kaldera dan di tengahnya kemudian muncul Pulau Samosir.

Berdasarkan para ahli juga diyakini bahwa kawasan kaldera Toba akan terus mengalami siklus geologi yang sangat panjang.

Melalui pertemuan itu, Sekda berharap akan membangun pemahaman terhadap potensi gempa di Kabupaten Samosir sehingga masyarakat mengerti dan bisa menyesuaikan diri nantinya.

Disamping itu juga, data kajian yang akan disampaikan oleh BMKG akan menjadi dasar dan data penting dalam penyusunan RTRW Kabupaten Samosir ke depan.

Baca juga: Samosir diguncang 63 gempa dangkal sejak Januari 2021

Baca juga: Samosir dilanda gempa 5,2 SR

 

Pewarta: Juraidi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022