Jakarta (ANTARA) - P&G Health mengadakan kampanye “Feel Life” dalam rangka memperingati Pekan Kesadaran Neuropati (Neuropathy Awareness Week) sebagai momentum untuk mengingatkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang neuropati melalui serangkaian kegiatan edukasi.

“Kampanye ‘Feel Life’ sekaligus juga mengajak masyarakat untuk lebih menyadari pentingnya kesehatan saraf, pentingnya deteksi dini neuropati perifer, dan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat,” kata Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia Anie Rachmayani saat konferensi pers virtual, Senin.

Baca juga: Kebiasaan yang bisa memicu neuropati

Neuropati merupakan penyakit kronis yang mempengaruhi sistem saraf tepi dengan gejala umum seperti kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk dan sensasi terbakar di tangan dan kaki yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Anie mengatakan kampanye ‘Feel Life’ terinspirasi dari gejala yang dialami penderita neuropati yang tidak dapat merasakan kenyamanan dan kegembiraan dalam melakukan aktivitas rutin sehingga berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan pada akhirnya mempengaruhi kesehatan mental mereka.

Kampanye ini dilakukan selama Mei hingga Juni 2022 dengan menghadirkan rangkaian program, salah satunya termasuk simposium medis tenaga profesional kesehatan bersama IDI, Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menargetkan lebih dari 4.000 dokter.

Selain di kalangan tenaga kesehatan, P&G Health juga melakukan edukasi masyarakat dan kampanye media sosial tentang neuropati melalui akun resmi Neurobion. P&G Health juga menyediakan roadshow Neuropati Check Point (NCP) di lima titik di Jakarta, meliputi pemeriksaan kesehatan saraf gratis dan konsultasi dengan praktisi kesehatan.

“Melalui kampanye ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran tentang bagaimana gejala neuropati perifer dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang serta mendorong mereka untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan untuk dapat merasakan hidup yang lebih baik,” kata Anie.

Baca juga: Perdossi: Diagnosis neuropati sejak dini bisa cegah kerusakan saraf

Baca juga: Studi: pola makan buruk bisa sebabkan kebutaan

Baca juga: Neuropati sering tidak disadari sebagai penyakit

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022