Bandara menjadi etalase kebudayaan kita bisa kembali lagi
Kulon Progo (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir meminta seluruh bandara di bawah Angkasa Pura, khusus Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar festival budaya satu minggu dua kali menjadikan bandara sebagai etalase budaya.

Erick Thohir di Kabupaten Kulon Progo, Rabu, mengatakan aset BUMN, yakni bandara bisa menjadi etalase kebudayaan.

"Kami sudah menggelar festival budaya di bandara Jakarta dan Bali sebelum adanya COVID-19. Kami tidak ingin aset BUMN yang indah dan megah ini hanya semacam bangunan yang jauh dari masyarakat," kata Erick Thohir saat melakukan dialog budaya dengan tokoh dan seniman di DIY dan Jawa Tengah (Jateng) di Bandara Internasional Yogyakarta.

Ia mengatakan bandara itu adalah pusat pertemuan antara wisatawan dalam negeri dan wisatawan luar negeri. Ada yang berputar di sekitar itu. Oleh karena itu, pada Januari 2020, BUMN telah memulai festival budaya di Jakarta dan Bali, tapi sayangnya terhenti karena ada COVID-19.

"Setelah kami lihat perkembangan wisata di Bali yang dibuka 70 persen, di Jakarta juga kembali 70 persen, dan DIY sudah 60 persen, kami meminta pengelola bandara di bawah BUMN untuk mengaktifkan kembali ide awal bahwa bandara menjadi etalase kebudayaan kita bisa kembali lagi. Sekalian mengapresiasi pelaku seni. Kami ingin ada konsisten, kami minta satu minggu dua kali penyelenggaraan festival budaya," katanya.

Erick berharap dengan adanya festival budaya ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan pelaku seni budaya.

"Namun, kami berharap kegiatan ini jangan ada anggapan mengambil tugas dan fungsi kementerian lain," katanya.

Baca juga: Erick Thohir ajak lestarikan pantun sebagai warisan budaya Indonesia

Baca juga: Erick Thohir dorong unsur seni budaya di bandara
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan dialog budaya dengan pelaku budaya dari DIY dan Jateng di Bandara Internasional Yogyakarta, Rabu (22/6). (ANTARA/Sutarmi)

Direktur Utama PT Angkasa Pura 1, Faik Fahmi mengatakan upaya menjadikan bandara, dalam hal ini Bandara YIA sebagai etalase budaya sangat penting untuk menjaga mendukung status Yogyakarta sebagai kota budaya. Langkah ini juga dalam rangka membuat DIY sebagai daerah yang makin istimewa.

"Seperti yang disampaikan Pak Erick, kami ingin membuat bandara ini menjadi etalase kebudayaan. Apalagi Yogyakarta ini merupakan kota budaya, jadi kita pingin DIY menjadi lebih istimewa dengan adanya kegiatan budaya di bandara," katanya.

Ia menjelaskan selama ini YIA sudah menjadi panggung bagi para penggiat kebudayaan dan seniman. Ada aneka macam produk kebudayaan yang rutin ditampilkan di bandara ini setiap pekannya.

"Ini jadi panggungnya seniman. Tidak hanya tari menari tapi juga lukisan, batik, patung sebagainya akan mendapatkan tempat khusus untuk menampilkan produk mereka Ini yang akan kita atur. Sejauh ini sebenarnya ya sudah jalan, seperti setiap Sabtu-Minggu rutin 72 desa di DIY bergilir kan menampilkan budayanya masing-masing. Jadi ini saya kira awal bagus sekaligus upaya kita memulihkan dampak pandemi COVID-19," katanya.

Baca juga: AP II kembali hidupkan Parade Budaya Nusantara di Bandara Soetta

Baca juga: Bandara Internasional Yogyakarta dihiasi karya seni budaya lokal


 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022