Magelang (ANTARA News) - Artis Paramitha Candra Devy Rusady (40) memetik pengalaman cinta terhadap alam dari Suku Badui di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Ceritanya, kata Paramitha yang juga Humas Yayasan Garuda Nusantara (Bergerak di bidang pelestarian lingkungan) itu, Tahun 1990 dia diajak kakaknya yang pecinta alam, Ully Sigar Rusady, ke kawasan permukiman Suku Badui. Orang Badui melarang dirinya mandi dengan menggunakan sabun, shampo dan pasta gigi. "Begitu di sana saya harus mandi, mandinya di sungai itu tidak boleh pakai shampo, sabun dan odol," kata mantan istri artis Gunawan yang kemudian menikah dengan duda Nenad "Neno" Bago asal Kroasia itu. Perempuan berparas cantik kelahiran Makasar itu tentunya bingung terhadap larangan mandi di sungai memakai sabun, shampo dan odol. Mereka bilang ikhwal itu sebagai "pamali" atau tabu. "Itu pamali karena kasihan orang kota akan minum airnya kotor, orang kota terkontaminasi, orang kota tidak bisa menggunakan air sungai yang mengalir dari sini ke sana," kata bungsu dari tujuh bersaudara keluarga RM Jus Rusady Wirahadite-Ary Mirra Zumarya itu, menirukan oarng yang melarangnya tersebut. Kearifan lokal Suku Badui itu telah membuat hatinya tersentuh dan bahkan dia sempat menangis. Ternyata Suku Badui memiliki perhatian besar terhadap orang kota melalui tradisi kuat menjaga kebersihan air sungai dari kontaminasi bahan kimia. Pengalaman bersama Suku Badui itu rupanya telah menguatkan tekadnya memperjuangkan kelestarian lingkungan alam. "Mudah-mudahan kegiatan ini bisa kita laksanakan beramai-ramai," katanya di lereng Gunung Merapi Magelang, Kamis (10/3) saat pencanangan pemulihan kerusakan lingkungan di kawasan Merapi oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006