Tidak ada jaminan itu akan terjadi tahun ini, tetapi pasar bisa mengejutkan kita
New York (ANTARA) - Wall Street merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terseret saham-saham pertumbuhan dengan sedikit katalis untuk mempengaruhi sentimen investor saat mendekati titik tengah tahun di mana pasar ekuitas telah dibanting oleh meningkatnya kekhawatiran inflasi dan pengetatan kebijakan Federal Reserve (Fed)

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 62,42 poin atau 0,2 persen, menjadi menetap di 31.438,26 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 11,63 poin atau 0,3 persen, menjadi berakhir di 3.900,11 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 93,05 poin atau 0,8 persen, menjadi ditutup pada 11.514,57 poin.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, delapan sektor mengakhiri sesi di wilayah negatif, dengan sektor konsumen menderita persentase kerugian terbesar. Sementara itu, sektor energi terangkat 2,8 persen memimpin kenaikan.

Indeks saham utama AS melemah setelah terombang-ambing di awal sesi, dengan penurunan di saham pertumbuhan megacaps yang sensitif suku bunga seperti Amazon.com, Microsoft Corp dan Alphabet Inc memberikan tekanan terberat terhadap pasar.

Baca juga: Harga emas jatuh 5,5 dolar, tertekan data ekonomi AS yang lebih kuat

Ketiga indeks berada di jalur untuk mencatatkan dua penurunan kuartalan berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2015. Mereka juga tampaknya akan membukukan kerugian untuk Juni, yang akan menandai penurunan tiga bulan berturut-turut untuk Nasdaq yang sarat teknologi, penurunan beruntun terpanjang sejak 2015.

"Alasan kurangnya arah minggu ini dan minggu depan adalah investor mencari apa yang akan terjadi pada periode pelaporan kuartal kedua," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall, di New York.

Indeks S&P berada di jalur untuk melaporkan penurunan harga terburuk kelima sejak tahun 1962 pada Jumat (1/7/2022), kata Stovall.

“Setiap kali SPX (indeks S&P) naik lebih dari 20 persen dalam setahun, itu turun rata-rata 11 persen mulai relatif awal tahun baru. Dan semua tahun di mana penurunan dimulai di paruh pertama kembali ke titik impas sebelum tahun berakhir."

"Tidak ada jaminan itu akan terjadi tahun ini, tetapi pasar bisa mengejutkan kita," kata Stovall.

Baca juga: Harga minyak naik dua dolar, terkerek janji G7 sanksi baru atas Rusia

Naiknya harga minyak membantu menempatkan saham energi di depan, dengan smallcaps dan semikonduktor serta transportasi yang sensitif secara ekonomi juga mengungguli pasar yang lebih luas.

Data ekonomi mengejutkan naik, dengan pesanan baru untuk barang tahan lama dan penjualan rumah yang tertunda mengalahkan ekspektasi dan menambah kepercayaan pada pernyataan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell bahwa ekonomi cukup kuat untuk menahan upaya bank sentral mengendalikan inflasi tinggi selama beberapa dekade tanpa meluncur ke resesi.

Dengan beberapa minggu lagi hingga pelaporan keuangan perusahaan kuartal kedua dimulai, 130 perusahaan S&P 500 telah mengumumkan sebelumnya. Dari mereka, 45 positif dan 77 negatif, menghasilkan rasio negatif/positif 1,7 lebih kuat dari kuartal pertama tetapi lebih lemah dari tahun lalu, menurut data Refinitiv.

Saham platform perdagangan saham ritel Robinhood Markets melonjak 14,0 persen setelah laporan media mengatakan Goldman Sachs (NYSE:GS) mengubah saham menjadi "netral" dari "jual".

Tetapi broker menurunkan peringkat dua kali lipat dari perusahaan pertukaran uang kripto Coinbase Global Inc menjadi "jual" dari "beli", membuat sahamnya anjlok 10,8 persen.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,91 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,95 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Dolar melemah, pasar pertimbangkan kembali taruhan atas suku bunga Fed

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022