Tangerang (ANTARA) - Pemerintah Kota Tangerang, Banten, berencana membuat pusat penanganan stunting yang berlokasi di rumah sakit agar penanganannya lebih fokus dan mengetahui setiap perkembangannya.

"Kalau perlu kita buatkan pusat penanganan stunting, bisa di RSUD atau di Ar-Rahmah Sari Asih, tolong Dinkes dan Bappeda hal itu dikaji," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah di Tangerang, Rabu.

Baca juga: BKKBN turunkan ribuan pendamping atasi 'stunting' di Banten

Selain itu, ia juga meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mengkaji anggaran dalam penanganan stunting di Kota Tangerang.

"Anak-anak stunting itu kan tentunya pasti butuh perhatian dan penanganan khusus ya, karena itu perlu kita bantu, semua perlu kita kasih makan dengan gizi seimbang, makanya harus dikaji anggarannya," kata dia.

Pemkot Tangerang juga mengajak seluruh jajaran untuk terus berkomitmen dalam upaya mengatasi masalah stunting.

Baca juga: Pemprov Banten galakan bebas gizi buruk dan cegah stunting

"Masalahnya kita tahu kok, masalahnya ada di pola asuh. Karena anak yang baru lahir itu kan polos, mereka dari lahir sampai balita sangat berharap kepada kemampuan orang tuanya. Jadi harus kita berikan pendampingan dan pelatihan agar tidak salah dalam memberikan gizi kepada anak," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni mengatakan angka stunting di Kota Tangerang dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan.

Menurut dia, pada 2018 angka stunting di Kota Tangerang sebesar 19,1 persen, turun menjadi 15,3 persen pada 2021. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan angka stunting Provinsi Banten sebesar 24,5 persen, bahkan juga lebih rendah dari angka nasional sebesar 24,4 persen.

Baca juga: Pemkot Tangerang luncurkan "Sikumbang Gemez" cegah stunting

“Namun, upaya percepatan penurunan stunting masih perlu terus dilakukan oleh Kota Tangerang, khususnya untuk mencapai target nasional yaitu sebesar 14 persen pada tahun 2024. Dengan Rembuk Stunting kita menyatukan persepsi dan membangun komitmen bersama, untuk sama-sama bergerak menyelesaikan kasus kurang gizi kronis pada anak,” katanya.

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022