Calon pengantin merupakan klaster pertama yang bisa menurunkan angka stunting
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengingatkan bahwa calon pengantin mempunyai peran penting dalam mencegah stunting atau kekerdilan di Indonesia.
 
"Calon pengantin merupakan klaster pertama yang bisa menurunkan angka stunting," ujar Direktur Perencanaan dan Pengendalian Penduduk, BKKBN Munawar Asikin dalam webinar Manajemen Gizi dan Makanan Mewujudkan Ibu Hamil Sehat, Generasi Bebas Stunting, Sehat dan Cerdas di Jakarta, Rabu.
 
Oleh karena itu, lanjut dia, BKKBN telah melakukan kerja sama yang intensif antara Kementerian Agama melalui Kantor Urusan Agama, baik di pusat maupun provinsi.
 
"Kami telah berkomitmen untuk mengawal pendampingan terhadap calon pengantin selama kurang lebih tiga bulan agar mereka benar-benar bisa menjadi seorang calon ibu yang sehat," tuturnya.

Baca juga: BKKBN turunkan 798 pendamping keluarga cegah stunting di Pangkep
 
Ia mengatakan saat ini terdapat aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (ELSIMIL). Aplikasi itu mampu mengidentifikasi tingkat kesehatan calon pengantin sehingga diharapkan program percepatan penurunan stunting tepat sasaran.
 
Ia mengemukakan bahwa melalui aplikasi itu maka intervensi bisa segara dilakukan sebelum terjadinya pernikahan dan kehamilan.
 
"Kalau lingkar lengan atas perempuan kurang dari 23,5 cm maka dikategorikan wanita tersebut kurus dan memiliki kekurangan energi kronis," paparnya.
 
Ia mengemukakan kekurangan energi kronis adalah kekurangan energi yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan atau perkembangan janin.

Baca juga: Harganas 2022 momentum tingkatkan layanan KB pasca-persalinan
 
Selain itu, lanjut dia, dalam aplikasi itu juga diukur indeks masa tubuh (IMT) dan juga terkait dengan anemia bagi calon pengantin.
 
Dalam upaya percepatan penurunan stunting, Munawar menambahkan, pihaknya juga melakukan pendampingan terhadap ibu hamil agar siap melahirkan anak.
 
Ia mengatakan program-program itu seperti pemberian tablet tambah darah, pemberian edukasi serta pengetahuan-pengetahuan bagi ibu hamil agar siap melahirkan anak.
 
"Memberikan edukasi terhadap ibu hamil sangat penting karena banyak sekali kasus-kasus anak stunting yang lahir karena ibu hamilnya mempertahankan diet yang luar biasa agar tetap cantik. Padahal, pada saat itu dia membutuhkan asupan gizi yang tinggi agar anaknya terbebas dari kekurangan energi kronis," ujarnya.
 
Munawar juga mengatakan bahwa pihaknya juga tetap fokus pada 1.000 hari pertama kehidupan.

"Semakin banyak pengetahuan tentang manajemen gizi dan makanan bagi ibu hamil yang sehat akan membantu keluarnya atau lahirnya anak-anak yang tidak stunting," katanya.

Baca juga: BKKBN: Lingkungan sehat salah satu syarat terbebas dari stunting


 
 
 
 
 
 
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022