Atambua (ANTARA News) - Di tengah kabar bahwa permohonan kasasi ditolak Mahkamah Agung, mantan Wakil Panglima Pasukan Pejuang Integrasi (PPI) Eurico Guterres bertolak dari Jakarta ke Atambua, menemui Uskup Anton Pain Ratu, SVD, guna mendapatkan peneguhan spiritual. "Saya sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Kupang dan selanjutnya ke Atambua guna beraudiens dengan Uskup Anton Pain Ratu," kata Eurico yang baru terpilih menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Nusa Tenggara Timur (NTT) belum lama ini. Sebagai umat yang taat pada pemimpinnya, kata Eurico ketika dihubungi melalui telepon seluler dari Atambua, Selasa, dirinya merasa perlu menemui Uskup yang adalah Wakil Sri Paus Benedictus XVI itu guna mendapatkan peneguhan spiritual. Dia mengatakan, pada pertemuan itu, pihaknya tidak membahas persoalan politik, baik terkait masalah pelanggaran hak azasi manusia (HAM) masa lalu di Timor Timur (Timtim) atau membahas politik yang berkembang dalam Partai Amanat Nasional (PAN). Ketua DPW PAN NTT ini mengingatkan, apabila pada audiensi itu pihaknya mendiskusikan penuntasan masalah eks pengungsi Timtim di perbatasan, maka hal itu wajar karena Uskup merupakan pemimpin umat Katolik yang di dalamnya terdapat warga eks pengungsi Timtim yang mayoritas beragama Katolik. Penyelesaian masalah eks pengungsi Timtim di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara (TTU), menurutnya, merupakan bagian dari tugas Gereja untuk menyejahterakan umat. Ketika terjadi gelombang pengungsian ribuan rakyat Timtim ke wilayah perbatasan NTT pada September 1999, para pengungsi itu langsung menjadi bagian integral dari umat Keuskupan Atambua. "Tentu saja apa yang kami bahas pada audiensi ini adalah keikutsertaan Orang Muda Katolik Indonesia atau OMKI di perbatasan NTT dalam menuntaskan berbagai masalah kemasyarakatan seperti perumahan, pelestarian hutan dan kamtibmas," katanya. Sementara itu, Uskup Dioses Atambua Anton Pain Ratu, SVD mengatakan, dirinya bersedia menerima kedatangan Eurico sebagai salah seorang OMKI di negara ini. "Kami adalah gembala umat yang harus menerima semua orang muda sebagai domba-domba dalam pangkuan Gereja tanpa membedakan latar belakang suku, ras dan asal-usul lainnya. Eurico adalah orang muda yang membutuhkan peneguhan spiritual dari Gereja selaku Bunda dan pengajar Ilahi," katanya. Uskup Pain Ratu berharap, Eurico dapat bergandengan tangan dengan semua orang muda lintas agama untuk membangun kehidupan kemasyarakatan yang aman dan damai tanpa harus kembali ke masa lalu yang penuh derita dan pergolakan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006