Dokumentasi - Seorang karyawan menempatkan emas batangan di brankas Bank Nasional Kazakhstan di Almaty, Kazakhstan, Jumat (30/9/2016). ANTARA/REUTERS/Mariya Gordeyeva/am.

Aktif ajak berinvestasi

Salah satu indikatornya terlihat dari organisasi-organisasi internasional dan regional yang aktif diikuti Kazakhstan, antara lain Organisasi Perdagangan Dunia WTO, CIS, Organisasi Kerjasama Shanghai, Uni Ekonomi Eurasia (Kazakhstan, Rusia dan Belarus), Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan Organisasi Negara-negara berbudaya Turki.

Dengan cara ini Kazakhstan berusaha seindependen mungkin, dengan membina hubungan dengan sebanyak mungkin negara dan kawasan karena Kazakshtan tak mau ekslusif mengecualikan kawasan-kawasan lain.

Deputi Menteri Luar Negeri Roman Vassilenko menegaskan sikap ini dengan menyatakan Kazakhstan tidak tertarik dengan situasi yang menciptakan "Tirai Besi" baru, terutama akibat perang di Ukraina.

Oleh karena itu, Vassilenko menyatakan perusahaan-perusahaan asing yang keluar dari Rusia akibat perang di Ukraina akan disambut baik untuk mengalihkan produksi ke Kazakhstan.

Dalam wawancara dengan koran Jerman Die Welt beberapa waktu lalu, Vassilenko menyatakan Kazakhstan "tidak menempuh reformasi ini demi menyenangkan pihak lain, termasuk Barat, melainkan karena presiden kami tahu bahwa inilah satu-satunya jalan agar bisa maju."

Penegasan Vassilenko ini dikuatkan oleh kebijakan baru Kazakhstan dalam membuka keran investasi lebih luas lagi seperti dibeberkan pemerintah Kazakhstan pada 23 Juni ketika menerbitkan kebijakan investasi sampai 2026.

Di sini, Kazakhstan bertekad menaikkan tingkat investasi modal tetap sampai 25,1 persen dari PDB dan meningkatkan investasi asing langsung menjadi 25,5 miliar dolar AS pada 2026.

Tentu angka ini dicapai dengan terlebih dahulu menciptakan iklim investasi yang lebih menarik dan dengan membuat struktur investasi menuju produksi barang yang bernilai tambah tinggi.

Dalam kata lain, Kazakhstan menginginkan investasi yang tidak cuma menghasilkan bahan mentah. Dengan cara ini pula Kazakhastan berusaha memperkuat sektor manufakturnya.

"Visi utama pengembangan investasi adalah pendekatan daya tarik investasi yang seimbang dengan mempertimbangkan kontribusi masing-masing industri kepada pembangunan ekonomi. Penggerak utama daya saing adalah industri manufaktur,” kata Wakil Menteri Perekonomian Timur Zhaksylykov dalam rapat kerja pemerintah Juni lalu.

Ini bukan hanya retorika karena faktanya kebijakan pro-investasi asing itu aktif dipromosikan oleh semua elemen kebijakan Kazakhstan, termasuk misi-misi diplomatiknya di seluruh dunia. Salah satunya Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov yang getol mengajak dunia usaha Indonesia berinvestasi di Kazakhstan.

"Kazakhstan memandang Indonesia sebagai salah satu mitra penting di Asia Tenggara dan berharap memperkuat kerjasama bilateral yang saling menguntungkan dalam semua bidang," kata Sarekenov dalam wawancara khusus dengan ANTARA pada 13 Mei lalu.

Indonesia sendiri sudah 29 tahun menjalin hubungan ekonomi dan politik dengan negara berpenduduk 19 juta jiwa itu.

Tahun lalu, volume perdagangan kedua negara tumbuh dua kali lipat menjadi 174,2 juta dolar AS. Tahun ini pertumbuhan diperkirakan jauh lebih baik mengingat volume perdagangan bilateral pada Januari-Maret 2022 naik 210 persen menjadi 118 juta dolar AS.

Tetapi masih banyak potensi kerja sama ekonomi yang mesti dieksplorasi lagi oleh kedua negara.

Tidak hanya energi dan pangan yang saat ini begitu kritis, tetapi juga sektor-sektor lain seperti manufaktur yang dinyatakan pemerintah Kazakhstan sebagai penggerak daya saing ekonomi mereka.

Langkah memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara ini sendiri kian kuat belakangan ini, khususnya setelah Indonesia berbicara dengan Komisi Ekonomi Eurasia dalam kaitannya dengan kesepakatan perdagangan bebas (FTA). Komisi Ekonomi Eurasia adalah badan eksekutif untuk Uni Ekonomi Eurasia yang satu dari tiga anggotanya adalah Kazakshtan.

Yang pasti, postur ekonomi dan potensi sumber daya alam Kazakhstan yang besar, serta reformasi ekonomi yang gencar dipromosikan negara ini, adalah daya tarik besar bagi negara-negara seperti Indonesia untuk aktif berinvestasi di sana.

Baca juga: Kazakhstan berlakukan bebas visa untuk Indonesia mulai hari ini
Baca juga: Di balik kerusuhan Kazakhstan
 

Copyright © ANTARA 2022