Jangan-jangan karena yang mengerti harus lapor kemana masih sedikit
Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo meminta sosialisasi layanan pengaduan tindakan pelecehan seksual di tempat umum digencarkan seiring dengan meningkatnya angka kasus pelecehan seksual.

Selain itu, kata Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta itu, edukasi tentang kekerasan seksual juga harus diperbanyak agar masyarakat waspada terhadap potensi tindak pelecehan.

"Masyarakat dari semua kalangan harus dapat informasi tentang layanan pengaduan pelecehan seksual yang ada karena ini belum umum diketahui," kata Anggara di Jakarta, Jumat.

Selain itu edukasi tentang kekerasan seksual juga perlu ditingkatkan terutama di sekolah-sekolah karena beberapa kasus menyasar anak-anak. "Bisa dengan metode 'peer educator' dan sebagainya," katanya.

Baca juga: Komnas Perempuan: Pemisahan kursi angkot malah menyudutkan perempuan

Anggara mengatakan bisa jadi melonjaknya laporan kekerasan seksual hanya fenomena gunung es.

"Bisa jadi masih banyak kasus yang terjadi namun korban kebanyakan tidak mengetahui bahwa yang dialaminya adalah kekerasan seksual dan harus lapor atau datang kemana?," katanya.

Angka tahun sebelumnya rendah juga belum tentu karena kejadiannya sedikit. "Jangan-jangan karena yang mengerti harus lapor kemana masih sedikit," kata Anggara.

Anggara mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta punya tugas memastikan rasa aman warga Jakarta terutama di fasilitas umum.

"Kita memang sudah ada fasilitas pengaduan, tapi harus dipikirkan upaya preventif agar warga Jakarta merasa aman," katanya.

Dia mengatakan, koordinasi dengan Kepolisian harus diperkuat. "Anggota Satpol PP yang banyak bertugas di lapangan juga harus punya kemampuan menangani kasus," kata Anggara.

Baca juga: Laporkan saja kasus pelecehan seksual melalui 112

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan, ada peningkatan angka kasus pelecehan seksual di Ibu Kota.

"Ada peningkatan yang signifikan pelecehan seksual di Jakarta menurut laporan dari P2TP2A," katanya.

Berdasarkan data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) DKI Jakarta, terdapat penambahan 15 kasus sejak tujuh bulan terakhir di tahun 2022.

"Ada peningkatan kasus pelecehan seksual di tahun 2020 itu 8, 2021 itu 7, 2022 itu 15 baru Januari-Juli. " kata Riza.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022