Tujuan jembatan ini kan untuk memudahkan mobilitas masyarakat bukan cuma untuk naik transportasi umum
Jakarta (ANTARA) -
Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengingatkan kepada pemangku kepentingan bahwa skywalk Kebayoran Lama adalah milik rakyat, karena itu dirinya sangat menentang pemberlakuan tarif Rp3.500 tiap kali warga melintas.

"Fasilitas itu dibangun dengan uang rakyat dan seharusnya dirasakan masyarakat secara gratis. Tentu saya tidak setuju jika lewat jembatan saja harus bayar karena itu merugikan masyarakat," kata Anggara di Jakarta, Selasa.

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta itu juga mengingatkan  fasilitas tersebut memiliki fungsi utama untuk memudahkan mobilitas masyarakat sehingga tidak perlu dilakukan penarikan retribusi.

"Tujuan jembatan ini kan untuk memudahkan mobilitas masyarakat bukan cuma untuk naik transportasi umum. Kalau naik angkutan umum baru dikenakan tarif yang berlaku," tuturnya.

Ia juga mengaku kecewa dengan Dinas Bina Marga dan TransJakarta yang saling melempar tanggung jawab terkait pengenaan tarif ini.

"Masyarakat harus membayar tapi Dinas Bina Marga dan TransJakarta saling lempar tanggung jawab. Kalau memang belum final, jangan diberlakukan dulu. Sekarang kan masyarakat sudah rugi baru (direncanakan) dicabut," tutur Anggara.

Sebelumnya, Dinas Bina Marga DKI Jakarta menegaskan skywalk Kebayoran di Jakarta Selatan bukan merupakan jalur umum atau jembatan penyeberangan orang (JPO) jadi untuk mengaksesnya tetap menggunakan kartu elektronik.

"Bukan sebagai jembatan penyeberangan orang umum, jadi harus pakai kartu," kata Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho di Jakarta, Senin (6/2).

Sehingga, pengguna dikenakan biaya sebesar Rp3.500 khusus untuk jalur ke Halte TransJakarta atau Stasiun KAI Kebayoran.

"Jadi memang itu skywalk untuk memudahkan penumpang menggunakan tiga moda transportasi," ucap Hari.

Hari mengungkapkan itu untuk menanggapi, pengguna fasilitas yang mengeluh karena harus membayar Rp3.500 untuk melewati Skywalk Kebayoran Lama tersebut yang merupakan retribusi untuk Transjakarta, tapi masalahnya warga tersebut tidak menggunakan moda Transjakarta, namun hendak menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) dari Stasiun Kebayoran Lama.

Namun hari ini, Haru mengaku dirinya telah meminta manajemen TransJakarta untuk menyiagakan petugas di Skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, guna mengarahkan penumpang ke Halte Velbak atau ke Stasiun Kebayoran Lama.

Petugas dapat menggunakan kartu otomatis gratis apabila ada penumpang mengarah ke stasiun kereta.

"Makanya saya bilang tadi, sediakan penjaga di tap in-nya TransJakarta untuk mengkonfirmasi penumpang. Nanti dia akan membantu agar penumpang lewat secara gratis dengan kartunya," ucap Hari Nugroho.

Hari mengaku sudah menghubungi direksi TransJakarta soal keluhan masyarakat yang dikenakan biaya ketika menggunakan akses skywalk dari Halte Pasar Kebayoran Lama menuju Stasiun KAI Kebayoran Lama dan solusinya.

BUMD PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) memastikan warga tidak dikenakan biaya alias gratis saat melintasi Skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan untuk memudahkan menyeberang jalan.

"Iya betul, dipastikan seterusnya masyarakat umum bisa melewati Skywalk Kebayoran Lama tanpa harus membayar," kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta Anang Rizkani Noor saat dihubungi, di Jakarta, Selasa.

Anang menjelaskan nantinya warga yang tidak menaiki TransJakarta bisa melewati pemisah sementara di skywalk.

Ke depannya, pihak TransJakarta akan membangun pemisah permanen untuk memisahkan antara warga yang ingin menaiki transmoda ataupun hanya menyeberang melalui Skywalk Kebayoran Lama.
Baca juga: TransJakarta pastikan warga gratis melintasi Skywalk Kebayoran Lama
Baca juga: DKI minta TransJakarta siagakan petugas di Skywalk Kebayoran Lama
Baca juga: DKI rancang pembangunan JPO dekat Skywalk Kebayoran Lama

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023