Surabaya (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Prof Dr Juwano Sudarsono MA mengemukakan, meskipun sempat terjadi kerusuhan yang menyebabkan tiga anggota Polri dan seorang anggota TNI AU meninggal, PT Freeport Indonesia di Papua harus tetap beroperasi. "Ada beberapa alasan mengapa PT Freeport tidak boleh ditutup, yakni pertambangan itu sudah melakukan kajian Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) sejak tahun 1976, dan secara berkala selalu diperbarui," katanya saat menjadi pembicara pada sarasehan di Komando Pendidikan TNI AL (Kodikal) Surabaya, Jumat. Menhan mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan peserta seminar mengenai seringnya kerusuhan di Tanah Air, termasuk yang terjadi di depan kampus Universitas Cendrawasih (Uncen), Jayapura, Kamis (16/3), antara mahasiswa yang menuntut penutupan PT Freeport berhadapan dengan polisi. Alasan lainnya, ucap Menhan, dari segi pajak, PT Freeport memberikan pemasukan terbesar bagi negara untuk saat ini, dan dari segi negosiasi atau perjanjian sudah terpenuhi semua. "Bayangkan kalau itu ditutup, hal itu akan menimbulkan keragu-raguan untuk berinvestasi, karena kesepakatan yang sudah diteken, tiba-tiba dibatalkan. Karena itu, kepada tokoh-tokoh harus berhati-hati mengeluarkan statemen mengenai ini, harus dipikirkan dampaknya," tutur mantan Dubes RI di Inggris ini. Sementara ketika ditanya wartawan, ia kembali menegaskan bahwa solusi dari pro-kontra mengenai pengoperasian Freeport di Papua, adalah perusahaan tersebut harus tetap beroperasi. Ia mengemukakan, saat ini pemerintah sudah menangani kasus kerusuhan itu, yakni oleh Polri, termasuk turunnya sejumlah pejabat yang dipimpin oleh Menko Polhukam, Widodo AS ke Papua setelah peristiwa kerusuhan terjadi. "Intinya tetap, yakni pemerintah berketetapan bahwa Freeport harus tetap beroperasi, karena hal itu sudah sesuai dengan kontrak," ujarnya. Menhan hadir di Surabaya sebagai pembicara pada sarasehan bidang pertahanan dan pendidikan dalam rangka HUT ke-40 Sekolah Tinggi TNI AL (STTAL), salah satu lembaga pendidikan dibawah Kodikal, yang dipandu Irma Hutabarat.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006