ada tuduhan dari KSB yang menyatakan korban adalah aparat keamanan yang menyamar atau intel.
Jayapura (ANTARA) - Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi Brigjen TNI JO Sembiring menegaskan warga yang menjadi korban kelompok sipil bersenjata (KSB) di Kabupaten Nduga, Papua bukan aparat keamanan.
 
"Tidak benar korban yang meninggal dan terluka dalam penyerangan yang dilakukan Sabtu (16/7), di Kampung Nonggoloit, Kabupaten Nduga, Papua adalah aparat keamanan, karena mereka hanya warga sipil," kata Brigjen TNI Sembiring, di Jayapura, Rabu.
 
"13 Orang yang menjadi korban adalah warga sipil itu yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang, sopir truk, tukang bangunan, dimana selama ini ikut berkontribusi dalam membangun Kabupaten Nduga," ujar Brigjen Sembiring, di Jayapura, Rabu.
Baca juga: Tiga jenazah korban penembakan KKB asal NTT tiba di Labuan Bajo
Baca juga: 11 korban penembakan dan penganiayaan KKB dievakuasi ke Timika
 
Dia membenarkan, ada tuduhan dari KSB yang menyatakan korban adalah aparat keamanan yang menyamar atau intel.

Padahal, menurutnya lagi, korban itu adalah pelaku-pelaku ekonomi yang hanya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

Danrem 172 juga memberikan apresiasi kepada Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge yang langsung merespons kejadian ini, dengan mengunjungi para korban saat dievakuasi dari Kenyam ke Timika.
 
"Memang Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge langsung membesuk korban yang dirawat di RSUD Timika dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban," kata Brigjen Sembiring.
 
Penyerangan dan penembakan di Nogoloid yang terjadi Sabtu (16/7) mengakibatkan 10 orang meninggal dan dua orang mengalami luka-luka hingga dirawat di RSUD Timika.
 
Delapan jenazah sudah diterbangkan untuk dimakamkan di kampung halamannya masing-masing di Sulawesi Selatan, NTT, dan Sumatera Utara.
 
Satu jenazah dimakamkan di Timika, dan satu korban lainnya baru ditemukan Senin (19/7).
Baca juga: Tiga korban penembakan KKB di Nduga-Papua difasilitasi ke Selayar
Baca juga: PGI sampaikan dukacita terhadap korban penyerangan di Nduga

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022