Jakarta (ANTARA) - Perkumpulan Petani Sawit Nusantara (PSN) menyatakan komitmen untuk memberdayakan petani sawit di Indonesia sehingga menjadi kekuatan ekonomi bangsa.

Ketua Umum PSN Hendry Halim menyatakan organisasi yang dideklarasikan pada 17 Juli 2022 lalu lahir dari pelaku usaha yang merupakan petani, tidak ada unsur ingin bersaing dengan asosiasi petani kelapa sawit lainnya, tidak berpolitik dan independen.

"PSN akan bergerak lebih banyak pada unsur ekonomi untuk pemberdayaan petani agar menjadi salah satu kekuatan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan yang merata bagi seluruh petani kelapa sawit," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Selain itu, lanjutnya, PSN siap membangun ekonomi kerakyatan di pedesaan dengan menumbuhkembangkan usaha petani kelapa sawit yang berwawasan lingkungan, meningkatkan dan memberdayakan sumber daya manusia petani kelapa sawit agar menguasai iptek pertanian modern.

Kemudian mempersiapkan petani kelapa sawit menjadi petani profesional yang mampu bersaing di era globalisasi; menjembatani kepentingan masyarakat petani kelapa sawit, pengusaha dan pemerintah dalam rangka mewujudkan berbagai kepentingan dengan tidak merugikan semua pihak.

Salah satu bentuk nyata pemberdayaan petani, lanjut Hendry, yakni pihaknya merencanakan pengembangan pabrik pengolahan batang sawit untuk bahan baku pakan ternak dengan melibatkan mitra dari Jepang.

Dikatakannya, dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) batang sawit hanya ditumbang chipping saja, padahal potensi ekonomi batang sawit ini sangat besar sekali.

"Oleh karena itu PSN melibatkan mitra utama dari Jepang yaitu Shin Imai yang merupakan mantan representative FAO dengan memanfaatkan batang sawit sebagai sumber energi biomassa, pupuk dan pakan ternak.

Pada tahap awal akan dibangun dua pabrik di Kalimmantan Barat dan Bangka Belitung dengan teknologi terkini untuk mengolah batang sawit dengan kapasitas 5.000 ton/hari yang bisa dipenuhi dari peremajaan seluas 5.000 Ha

Shin Imai, mitra utama PSN asal Jepang menyatakan Jepang saat ini sudah mengolah kayu menjadi biomassa untuk energi, pakan dan pupuk. Kualitas daging sapi dengan pakan asal kayu ini lebih baik daripada pakan konvensional.

"Indonesia dengan pemilik luas lahan sawit terbesar dunia dan sekarang sedang punya program peremajaan sawit rakyat bisa mengolah kayu sawit seperti di Jepang," katanya.

Dikatakannya, batang kelapa sawit adalah sumber ekonomi luar biasa untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang semakin mahal, pakan ternak dan energi. Kalau dimanfaatkan maka ekonomi sirkular tanpa limbah dikembangkan di perkebunan sawit. Tidak banyak negara punya potensi luar biasa seperti Indonesia ini.

Baca juga: Kemenkeu: Penghapusan tarif pungutan ekspor sawit dukung petani
Baca juga: Apkasindo minta peraturan yang menekan harga TBS dicabut
Baca juga: Menko Airlangga tegaskan minyak sawit solusi bagi krisis pangan

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022