Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menyesalkan dan memprotes keras tindakan kekerasan dan penganiayaan terhadap sejumlah wartawan media elektronik yang dilakukan oleh oknum aparat atau siapa pun di Bandara Sentani Jayapura, Jumat. Dalam pernyataan Pengurus Pusat PWI yang ditandatangani Ketua Umum PWI Tarman Azzam dan Ketua Bidang Pembelaan Wartawan Asro Kamal Rokan di Jakarta Jumat, PWI mendesak pihak berwajib mengusut tuntas kasus tersebut, serta menghukum pelaku anarki itu sesuai hukum yang berlaku. Selain itu, PWI juga menyerukan kepada segenap wartawan agar lebih meningkatkan lagi kewaspadaan dalam meliput peristiwa- peristiwa yang rawan keamanan dengan tetap berpegang teguh kepada ketentuan hukum, serta menghormati Kode Etik Jurnalistik. Menurut Tarman, sejumlah wartawan/kamerawan dari ANTV, TV7, dan RCTI langsung diperiksa dan mendapati aksi kekerasan yang dilakukan oleh oknum aparat keamanan ketika mereka turun dari pesawat di Bandara Sentani dan peralatan mereka juga menjadi sasaran pengrusakan. Ditegaskannya, aparat keamanan semestinya tidak melakukan aksi kekerasan itu karena tindakan seperti itu dapat mencoreng simpati publik terhadap aparat dalam menangani bentrokan di Abepura, Jayapura. "Publik perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan tidak perlu ditutupi. Seharusnya kenyataan yang terjadi dibuka kepada publik, supaya aparat tetap mendapatkan simpati dari masyarakat," katanya. Dia mengatakan cara aparat keamanan mengatasi bentrokan itu, terutama kesabarannya yang hanya menggunakan tameng dan pentungan dalam menghadapi massa, mendapatkan simpati dari masyarakat luas, termasuk dari kalangan wartawan. "Jika aparat tidak sabar, maka ceritanya akan lain, yakni korban yang jatuh akan jauh lebih banyak. Banyak yang bersimpati atas cara aparat dalam menangani bentrokan itu, termasuk dari kalangan wartawan," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006