Ambon (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak menahan diri sehubungan dengan kasus pemukulan terhadap wartawan di Abepura oleh oknum Brimob, agar tidak menimbulkan persoalan baru. "Dalam suasana seperti itu semua pihak diharapkan dapat menahan diri dan para komandan lapangan memimpin secara lebih efektif supaya tidak terjadi tindakan-tindakan yang tidak kita kehendaki," kata Presiden di Bandara Pattimura, Sabtu, sesaat sebelum meninggalkan Kota Ambon menuju Jakarta. Presiden menyatakan hal tersebut menanggapi pertanyaan pers mengenai pemukulan sejumlah wartawan oleh beberapa anggota Brimob saat meliput kerusuhan massa dan mahasiswa Universitas Cenderawsih anti-Freeport yang berujung bentrok fisik dengan aparat keamanan di Abepura, Papua, pada Jumat (17/3). Menurut Presiden, persoalan pemukulan terhadap wartawan tersebut sudah dicarikan solusinya, karena sudah ada pertemuan antara pihak kepolisian di Papua. Ia mengatakan sudah ada komunikasi antara Kapolri dan pimpinan media massa yang bersangkutan. "Pertemuan itu dilakukan untuk mencari solusi yang baik, termasuk penggantian peralatan yang rusak," katanya. Presiden juga menyatakan, mendukung langkah yang dilakukan Kapolri dalam melakukan pembinaan dengan melakukan konsolidasi dan rotasi satuan-satuan yang sedang bertugas di Papua. "Kita mengerti perasaan para Brimob yang kawan-kawannya gugur dalam tugas itu. Rotasi penugasan satuan-satuan lain yang dilakukan diharapkan menciptakan suasana yang lebih baik, sehingga tidak terpancing tehadap hal-hal apa pun," katanya. Dengan kondisi seperti ini, lanjut Presiden, semua warga diharapkan bisa melakukan aktivitasnya secara normal, termasuk wartawan yang menjalankan tugas di Jayapura. Presiden menambahkan, saat ini kondisi di Jayapura sudah berangsur-angsur pulih kembali dan dalam pengawasan penuh petugas keamanan di Jayapura. Sejumlah wartawan mengalami penganiayaan oleh oknum aparat Brimob ketika melakukan peliputan pada kerusuhan berdarah yang menyebabkan tiga polisi dan seorang anggota TNI-AU tewas di Jayapura, Jumat (17/3). Dua orang wartawan TV7, yakni Gogot Pambudi dan Dominicus Arya, wartawan RCTI Andy, mengalami luka lecet di bibir, pelipis dan lengan, karena ditendang dan dipukul oknum anggota Brimob. Juru kamera ANTV, Mahendra, juga dipukul dan kamera mereka dirusak. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006