Solo (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak anak-anak agar lebih peduli terhadap sekitar untuk mengantisipasi kasus perundungan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

"Saya minta tolong ke anak-anak lebih bisa peduli pada anak-anak lain yang kurang dan sakit," katanya saat mengunjungi dan menyalurkan bantuan pada salah satu anak penderita cerebral palsy atau lumpuh otak di Pucangsawit, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Senin.

Pada kunjungan tersebut, ia juga mengajak putra Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Jan Ethes Srinarendra untuk ikut menyalurkan bantuan.

"Terima kasih ke bu Selvi dan pak wali kota yang sudah mengizinkan waktu saya minta mas Ethes untuk mendatangi teman-temannya yang membutuhkan, dan ternyata diperkenankan," katanya.

Baca juga: Mensos serukan masyarakat tingkatkan kepedulian untuk cegah depresi

Ia berharap upaya tersebut bisa menjadi contoh bagi anak lain untuk ikut peduli dengan kondisi teman sekitar yang membutuhkan bantuan.

"Beberapa waktu lalu ada anak difabel yang dibuli teman-temannya, kemudian bunuh diri. Ini upaya kami agar anak-anak lebih peduli. Tadi bisa dilihat dik Ethes juga tidak kagok (saat berinteraksi dengan penderita cerebral palsy). Artinya anak-anak bisa diajarkan sejak dini untuk peduli ke teman-teman yang lain," katanya.

Pada kegiatan tersebut, beberapa bantuan yang diberikan di antaranya kursi roda adaptif, makanan, pakaian, dan bantuan modal usaha berupa mesin disel untuk giling tahu agar dimanfaatkan oleh orang tua penderita cerebral palsy.

"Kursi ini memang kami ciptakan untuk mereka. Mereka bisa berdiri dengan bantuan kursi ini, namun memang masih tetap butuh bantuan orang lain. Kami ingin ke depan mereka bisa mandiri. Ini yang terus kami kembangkan untuk menciptakan alat-alat seperti ini," katanya.

Baca juga: Mensos jenguk Mawar anak penderita ginjal bocor di Gunung Kidul

Upaya lain adalah beberapa waktu lalu Kementerian Sosial melalui Balai Sosial memberikan pelatihan terapi kepada para orang tua penderita cerebral palsy.

"Karena terapi di sekolah itu kan hanya ada dua kali seminggu, itu sebetulnya masih kurang. Kalau orang tua bisa terapi setiap hari maka hasilnya akan lebih baik," katanya.

Disinggung mengenai pengobatan cerebral palsy dengan ganja medis, ia mengatakan pada prinsipnya Kementerian Sosial akan mendukung berbagai pengobatan dan perawatan untuk penderita.

"Kami terus perbaiki masalah-masalah ini, perlakuan apa yang paling tepat untuk mereka. Saya lihat banyak penderita cerebral palsy, setelah ada terapi khusus kemudian menjadi lebih baik itu banyak," katanya.

Baca juga: Kemensos alokasikan Rp9,6 triliun bantu 4 juta anak yatim piatu

Pada kesempatan yang sama, Jan Ethes yang juga merupakan cucu pertama Presiden Joko Widodo tersebut mengaku senang bisa mengunjungi penderita cerebral palsy bernama Yohanes Gabriel Bayu Pratama.

"Iya senang, tadi diajak main, diajak jalan-jalan, minum susu cokelat. Biar mas Iel (Yohanes Gabriel) semangat," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022