Jakarta (ANTARA) - Senyum mengembang di wajah Allaudin Ahmad saat dia dipanggil keluar dari sebuah tenda darurat di distrik Qila Saifullah, provinsi Balochistan, Pakistan barat daya, untuk menerima paket bantuan setelah ia dan keluarganya menjadi korban banjir.

Keluarga Ahmad termasuk di antara 800 keluarga lainnya yang kehilangan rumah dan harta benda mereka akibat hujan monsun lebat yang melanda beberapa bagian di provinsi tersebut sejak Juni.

"Kami ditampung sementara di tenda ini, namun terdapat kelangkaan bahan makanan yang menjadi masalah yang sangat mengkhawatirkan kami karena kami membutuhkan ransum demi bertahan hidup," kata Ahmad kepada Xinhua.

Ahmad menuturkan bahwa bantuan China, berupa makanan dan barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya, datang tepat waktu untuk menunjang keluarganya selama tiga hingga empat pekan.

Menurut data terbaru dari Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional (NDMA) Pakistan yang dirilis pada 20 Juli, total 282 orang tewas dan 211 lainnya luka-luka akibat berbagai insiden terpisah yang berkaitan dengan hujan dan banjir di Pakistan sejak pertengahan Juni.

Balochistan masih menjadi provinsi yang paling parah dilanda hujan dan banjir, dengan 88 orang tewas dan 62 lainnya luka-luka dalam berbagai insiden terpisah yang dipicu oleh hujan, kata NDMA.

Bayazeed Kasi, seorang politisi dari Balochistan yang membagikan paket makanan atas nama Kedutaan Besar China untuk warga korban banjir, mengatakan China telah menunjukkan bahwa mereka berdiri bersama rakyat Pakistan dalam suka dan duka.
 
Orang-orang mengarungi banjir setelah hujan lebat di kota pelabuhan Karachi, Pakistan selatan, pada 25 Juli 2022. (Xinhua/Str) 


 Kasi, yang juga menjabat sebagai presiden "Forum Sahabat China" yang berbasis di Balochistan, mengatakan kepada Xinhua bahwa sejumlah besar warga terdampak hujan di provinsi itu pada tahun ini dan banyak dari mereka yang telah menerima paket bantuan.

"Sekitar 800 hingga 1.000 paket makanan telah dibagikan kepada keluarga-keluarga yang tinggal di tenda darurat ... bukan hanya itu, China juga menyediakan sekitar 300 unit panel surya karena bencana hujan saat ini telah menghancurkan saluran listrik di banyak area, menyebabkan warga hidup tanpa listrik selama berhari-hari," ujar Kasi kepada Xinhua.

Hakim Chandio, yang tinggal di salah satu tenda darurat bersama keluarganya setelah rumah mereka hancur akibat hujan, mengatakan bahwa bantuan China itu menyentuh hati dan dapat memperkuat hubungan antarmasyarakat kedua negara.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022