Mayoritas warga yang mengalami gejala keracunan sudah pulang dan kondisi kesehatannya berangsur pulih.
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Seratusan warga yang tinggal di Desa Purwasedar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diduga keracunan nasi kotak yang diberikan oleh salah seorang warga yang adakan syukuran sepulangnya beribadah haji di Arab Saudi.

"Warga yang diduga alami keracunan nasi kotak di Kecamatan Ciracap tersebut sementara ini sebanyak 129 orang," kata Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Ciracap Dadang Priatna di Sukabumi, Jumat.

Dari jumlah tersebut, kata Dadang Priatna, tinggal delapan orang yang dirawat di Puskesmas Ciracap, sementara delapan lainnya dirujuk ke RSUD Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi

Informas dari berbagai sumber menyebutkan keracunan massal tersebut berawal saat acara syukuran pasangan suami istri warga Kampung Ciceuri, RT 012/ 003, Desa Purwasedar pada hari Kamis (28/7) sekitar pukul 16.00 WIB. Pasangan ini mengundang sekitar 150 warga.

Warga yang mengikuti acara syukuran tersebut pun saat pulang mendapat bingkisan berupa nasi kotak dengan menu nasi putih, ayam goreng serundeng, mi goreng, dan lainnya.

Usai acara tersebut, sebagian warga menyantap nasi kotak tersebut di lokasi.

Setelah menyantap menu nasi kotak tersebut, mereka tidak merasakan adanya gejala keracunan. Namun, gejala keracunan seperti mual, pusing, bolak-balik buang air, dan muntah mulai dirasakan para korban pada hari Jumat sekitar pukul 10.30 WIB.

Ternyata tidak hanya satu dua orang yang mengalami gejala seperti itu, tetapi jumlahnya terus bertambah. Awalnya hanya belasan, kemudian bertambah menjadi puluhan akhirnya mencapai seratusan orang.

Baca juga: Polisi dalami penyebab keracunan massal nasi bungkus di Lombok Tengah
Baca juga: Keracunan menimpa puluhan warga Purabaya Sukabumi


Petugas puskesmas yang kewalahan dengan membeludaknya jumlah pasien yang datang dan keterbatasan bangsal terpaksa sebagian korban mendapat perawatan di berbagai ruangan.

Setelah diberikan pengobatan, mayoritas warga memilih rawat jalan di rumahnya masing-masing.

Ia menyebutkan 16 warga yang sampai saat ini masih menjalani perawatan di puskesmas dan rumah sakit karena kondisinya tubuhnya lemah dan masih sering muntaber. Namun, hingga saat ini belum ada informasi adanya korban jiwa pada kasus keracunan massal tersebut.

"Petugas medis dan unsur Muspika Ciracap masih berada di puskesmas untuk antisipasi kemungkinan masih adanya masyarakat yang mengalami keracunan yang belum mendapatkan penanganan medis," tambah Dadang.

Sementara itu, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Sukabumi Okih Fajri mengatakan bahwa pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi menetapkan kasus keracunan massal ini sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena jumlah korban terdampak massal meskipun belum ada laporan jatuhnya korban jiwa.

Ia mengatakan bahwa mayoritas warga yang mengalami gejala keracunan sudah pulang dan kondisi kesehatannya berangsur pulih.

Untuk mengungkap penyebab kejadian ini, pihak dari dinkes dan kepolisian setempat sudah mengambil sampel makanan dan meminta keterangan dari sejumlah saksi.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022