kami sangat berharap masyarakat di Nusantara guyub rukun
Kediri (ANTARA) - Kegiatan kirab ritual 1 Suro di Petilasan Sri Aji Joyoboyo, Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang merupakan salah satu Raja Kadiri yang termasyhur kembali digelar setelah beberapa tahun ditiadakan karena pandemi COVID-19.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengemukakan pemerintah mendukung beragam kegiatan masyarakat termasuk di Petilasan Sri Aji Joyoboyo, Kabupaten Kediri yang menjadi bagian dari budaya di masyarakat.

"Saya selaku kepala daerah sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang sifatnya untuk introspeksi diri, untuk melihat apa yang sudah kita lakukan dan akan kita lakukan," kata Bupati di Kediri, Sabtu.

Pihaknya juga siap untuk memperbaiki fasilitas di Petilasan Sri Aji Joyoboyo, Kabupaten Kediri agar lebih bagus lagi.

"Insyaallah Pemerintah Kabupaten Kediri akan memperbaiki baik itu tempat kaputren maupun untuk yang putra, itu nanti akan kami rehab," kata Mas Dhito, sapaan akrabnya.

Baca juga: Grebeg Suro di Hutan Bambu Lumajang terapkan protokol kesehatan
Baca juga: Sejumlah tokoh nasional ikuti Kirab Pusaka Dalem Mangkunegaran Solo

Kirab tersebut diselenggarakan setiap tahun, bertepatan dengan 1 Suro. Upacara adat ini pertama kalinya digelar setelah beberapa tahun ditiadakan, karena pandemi COVID-19.

Kegiatan ini juga dipadati masyarakat serta wisatawan yang ingin melihat secara langsung kegiatan kirab tersebut. Di sepanjang jalur yang dilewati rombongan kirab dipenuhi masyarakat yang ingin melihat prosesi kirab.

Rombongan kirab diberangkatkan dari balai desa menuju ke Pamuksan Sri Aji Joyoboyo, yang merupakan Petilasan Sri Aji Joyoboyo, Raja Kadiri.

Setelah ritual dan menggelar doa bersama, rombongan kirab kemudian menuju Sendang Tirto Kamandanu yang berjarak sekitar 200 meter. Sendang ini disebut patirtan atau mata air yang dianggap suci dan digunakan pada masa pemerintahan Prabu Sri Aji Joyoboyo.

​​​​​​Sendang Tirto Kamandanu tetap dilestarikan hingga saat ini. Berdasarkan keyakinan masyarakat digunakan oleh Prabu Sri Aji Joyoboyo untuk bersuci sebelum parama mokhsa atau kembali menghadap Tuhan beserta raganya.

Baca juga: Pura Mangkunegaran gelar Kirab Pusaka Dalem malam 1 Sura
Baca juga: Keraton Surakarta pastikan kerbau keturunan Kyai Slamet kirab Sura

Chatarina Etty, perwakilan dari Yayasan Hondodento Yogyakarta yang merupakan pemrakarsa dan pemandu jalannya upacara mengakui selama pandemi kirab 1 Suro tidak dapat diadakan.

Beruntung, pada 2022 ini upacara kirab 1 Suro sudah diperbolehkan untuk diadakan sehingga dapat membangunkan kembali semangat berbudaya masyarakat.

"Dengan peringatan 1 Suro ini, kami sangat berharap masyarakat di Nusantara guyub rukun, toleransi dan gotong royongnya semakin tinggi," kata Chatarina Etty.

Dia juga meyakini peserta yang mengikuti upacara ritual 1 Suro sangat peduli dengan budaya di Nusantara.

Dirinya berharap, semua dapat belajar dari keteladanan Prabu Sri Aji Joyoboyo yang merakyat, membawa kebaikan kepada rakyat dan kemakmuran bagi kerajaannya. 

Baca juga: Kirab pusaka Keraton Surakarta menarik ribuan orang ke jalan

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022