Ekonomi mungkin mampu menangani masalah ketidaksetaraan
Depok (ANTARA) - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas (FEB UI) bersama T20 dan OPHI Oxford University membahas upaya tangani kemiskinan global dengan menggelar diskusi dan summer program bertajuk “Multidimensional Poverty Measurement and Analysis”.

Dekan FEB UI, Teguh Dartanto, di kampus UI Depok, Kamis mengatakan Summer School 2022 masuk dalam rangkaian side event G20 sebagai kontribusi nyata FEB UI kepada bangsa karena program ini mendiskusikan konsep, penerapan praktis, dan tinjauan kebijakan untuk pengukuran kemiskinan multidimensional.

“Kami berharap seluruh peserta dapat memiliki kemampuan untuk menentukan kebijakan yang relevan, khususnya saat pandemi COVID-19. Selamat menjalin hubungan baik dengan antarpeserta untuk berkolaborasi di masa mendatang,” kata Teguh.

Topik kemiskinan dipilih karena merupakan permasalahan krusial di negara berkembang, terlebih kondisinya semakin memburuk setelah adanya pandemi COVID-19.

Baca juga: Pengamat nilai program penanganan kemiskinan berjalan baik

Baca juga: Pemerintah mempersiapkan pengintegrasian data kemiskinan


Menurut Lead Co-Chair T20, Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph.D., kemiskinan, terutama di negara berkembang, perlu dipahami karena kemiskinan termasuk masalah pembangunan yang paling penting.

Apalagi, jika kemiskinan telah memicu keterbatasan akses air bersih, sanitasi, kesehatan, dan pendidikan berkualitas. Bahkan, kemiskinan tercatat sebagai prioritas Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 1.

“Pemerintahan perlu mendorong  pertumbuhan ekonomi. Tanpa pertumbuhan sebagai alat pembangunan, akan sulit untuk mengurangi kemiskinan yang dampaknya signifikan terasa oleh seluruh masyarakat. Lebih dari itu, pertumbuhan ekonomi mungkin mampu menangani masalah ketidaksetaraan di posisi yang lebih baik,” kata Prof. Bambang.

Terkait dengan masalah kemiskinan, Indonesia masih menggunakan indikator dasar, yakni garis kemiskinan. Padahal, faktor pembentuk kemiskinan lebih dari sekadar isu sosial dan ekonomi.

Oleh karena itu, dalam pertemuan ini dibahas mengenai Multidimensional Poverty Index (MPI), yaitu konsep pengukuran yang melihat dimensi kemiskinan secara lebih luas.

Baca juga: Dekan FEB UI: Struktur kemiskinan harus dilihat secara multidimensi

Baca juga: UI: Rokok berdampak pada kemiskinan hingga kekerdilan

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022